Rabu, 04 Juni 2008

PASTOR PAROKI 1939 - 1985

Sumber tulisan oleh Uskup Emeritus Mgr. W.J. Demarteau, MSF.
Sumber foto : Pastor P. Sinnema, MSF


1. Pastor Adamus Janmaat, MSF (1939)
Lahir di Wilnis (Belanda) tanggal 22 Juli 1899. Ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 29 Juli 1934. Kemudian dibenum untuk karya misi di Kalimantan. Tanggal 7 November 1935 ia berangkat ke Indonesia. Sejak tahun 1937 sampai tahun 1940 ia menjabat sebagai Pastor di Kelayan. Tahun 1940 Pastor Janmaat pindah ke Balikpapan. Sewaktu tentara Jepang menyerbu Kalimantan, ia bersama confrater Pastor C.v.d.Hoogte dan Frater v.d. Linden tetap tinggal pada pos mereka di Balikpapan. Kurang lebih tanggal 20 Pebruari 1942 ia bersama beberapa orang Eropa digiring ke dalam laut kemudian ditembak mati dan jenazahnya dikuburkan oleh penduduk setempat di pantai.
Pribadi : seorang berbudi dan sekaligus sangat religius dan spirituil.





2. Pastor Petrus Schoone, MSF (1939-1946)
Lahir di Lisse (Belanda) tanggal 22 Juni 1894. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 4 Juni 1931 dan tahun 1932 berangkat sebagai misionaris ke Kalimantan. Tempat kerja di Banjarmasin dan menjadi pastor paroki Kelayan sejak tahun 1940 sampai tahun 1946. Waktu tentara Jepang masuk Pastor Schoone lari ke Jawa dan telah diinternir. Bulan November 1946 ia pulang ke Belanda dan bertugas disana sampai ia meninggal pada tanggal 16 Agustus 1971.
Pribadi : Boleh disebut perintis karya misi di Kelayan. Ia sangat berjasa di bidang pendidikan: stimulator sekolah suster dan bruder.





3. Pastor Martinus v.d. Burg, MSF (1947)
Lahir di De Kwakel (Belanda) tanggal 26 Januari 1918. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 29 Juli 1945, dan pada akhir tahun tersebut berangkat ke Kalimantan bertugas sebagai Pastor Paroki Kelayan selama 4 bulan. Akhir Mei 1947 pindah ke Balikpapan dan bertugas disana sampai ia mendadak meninggal pada tanggal 16 Januari 1978. Pastor Martinus vd Burg merupakan pastor yang rajin.






4. Pastor Matheus Laseroms, MSF (1947-1950)
Lahir di Bosschehoofd (Belanda) tanggal 30 April 1918. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 25 Juli 1943. Ia berangkat ke Kalimantan pada awal tahun 1947 dan menjadi Pastor Paroki Kelayan sampai tahun 1950. Setelah itu ia bertugas di beberapa tempat, antara lain Balikpapan dan Sampit. Ia pulang ke Belanda tahun 1958 dan meninggalkan Konggregasi MSF tahun 1965. Ia meninggal di Belanda tanggal……..Pastor Laseroms suka berkontak dengan kaum muda dan berolah raga dengan mereka.




5. Pastor Leo Bussemakers, MSF (1950-1956)
Lahir di Sevenum (Belanda) tanggal 6 November 1903. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 25 Juli 1936. Sesudah kerja lama di bidang karya misi, tahun 1948 ia berangkat ke Kalimantan.
Ia bertugas di beberapa tempat dan menjadi Pastor Paroki Kelayan sejak 1950 sampai dengan 1956. Sesudah itu ia masih berkarya selama 7 tahun di Jawa Tengah. Tahun 1974 ia pulang ke Belanda dan meninggal tanggal 21 Agustus 1989. pastor Bussemakers merupakan pribadi yang suka bergaul, kenal banyak orang, baik dengan umat Katolik maupun yang tidak Katolik


6. Pastor Gerardus Heyne, MSF (1956-1985)
Lahir di Den Bosch (Belanda) tanggal 20 Juli 1913. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 23 Juli 1939. Ia masuk ke Universitet di Nijmegen, kemudian menjadi dosen di seminari tinggi. Tahun 1953 Pastor Heyne diutus ke Kalimantan bertugas sebagai Vikaris Uskup Banjarmasin sekaligus menjadi Pastor Paroki Kelayan tahun 1956 sampai dengan 1985. Tahun 1986 pulang ke Belanda dan meninggal di Belanda tanggal 14 Januari 1999. Paroki ini berkembang pada masa penggembalaannya dan sebagai vikaris ia mendampingi uskupnya.
Sewaktu Pater Heyne menjabat sebagai pastor paroki, paroki ini sangat maju di bidang rohani dan jasmani / materiil. Dua kali gedung gereja diperluas. Sekolah-sekolah berkembang, jumlah umat Katolik bertambah.
Sebagai Vikaris Pater Heyne mewakili Mgr W. Demarteau, sebagai uskup, kecuali tahbisan imam. Ia membantu Mgr. Demarteau dalam urusan Keuskupan Banjarmasin.

Tidak ada komentar: