Senin, 13 April 2009

AGAPE: MAKAN BERSAMA SYUKUR PASKAH






Sementara perayaan ekaristi Minggu pagi berlangsung beberapa ibu-ibu meracik nasi campur yang telah dimasak dari rumah. Sebelum perayaan ekaristi selesai piring-piring yang berisi nasi, tumis kacang panjang, mie goreng, sambal goreng hati, gulai telur dan kerupuk telah tersaji di meja.
Saat perayaan ekaristi selesai, umat langsung menyerbu meja-meja dan mengambil hidangan yang telah tersedia. Sambil makan umat mendengarkan musik yang dibawakan oleh band Melodius dan sebagian lagi ada yang mengobrol dan saling mengucapkan selamat Paskah. Suasana penuh keakraban ini berlangsung hingga pukul 10.30 Wita dan satu persatu umat meninggalkan gereja. (smr)

PASKAH PAGI

Minggu, 12 April 2009 perayaan ekaristi Minggu Paskah dimulai pukul 08.00 Wita. Sebagian besar bangku gereja diisi oleh anak-anak meskipun sebenarnya perayaan ekaristi Minggu Paskah pagi tidak dapat disamakan dengan Paskah anak-anak dan tidak dapat digantikan dengan perayaan Malam Paskah.
Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin. Koor dari wilayah Sisilia. Romo Fut mengawali homilinya dengan menguraikan sebuah cerita. Ada 2 anak kembar yang memiliki sifat yang berbeda bernama Han dan Sen. Han memiliki sifat yang pesimis dan memandang segala sesuatu dari segi negatifnya saja. Sen adalah seorang yang optimis serta memandang segala sesuatu dengan pandangan positif. Pada hari ulang tahunnya, ayah mereka memberikan hadiah pada Han dan Sen. Han memperoleh mainan yang bagus dan mahal, namun ia justru merasa bingung, sedih, dan kuatir karena takut mainannya akan rusak. Sementara itu Sen memperoleh tali kuda. Sen sangat gembira mendapatkan tali kuda karena menganggap ia akan diberi kuda sehingga ia sangat berterima kasih kepada ayahnya.
Seperti Han dan Sen, murid-murid Yesus mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebangkitan:
1. Maria Magdalena
Cintanya pada Yesus menggerakkannya untuk datang ke kubur Yesus pagi-pagi benar dan tidak mendapatkan Yesus di sana. Maria Magdalena adalah gambaran seorang yang dikuasai kesedihan dan air mata sehingga tidak dapat melihat Yesus. Kesedihan menutup realita sehingga seseorang tidak dapat melihat keadaan sekitar. Ia menganggap seakan-akan dirinya adalah orang yang paling malang dan memiliki pandangan kelabu dalam hidup.
2. Petrus
Petrus adalah gambaran orang berubah-ubah sehingga dalam Injil Yohanes nama Simon Petrus dan Petrus digunakan secara bergantian. Bila sedang ragu-ragu, seperti saat Ia menyangkal Yesus dan saat ia mendapati kubur yang kosong, ia dipanggil Simon Petrus. Sedangkan saat imannya mantap, Injil menyebut dia sebagai Petrus.
3. Yohanes
Yohanes datang ke kubur dengan kasih. Ia dapat melihat kenyataan yang lebih dalam. Dalam Injil dinyatakan “…ia melihatnya dan percaya…” saat melihat kubur kosong dan kain peluh dalam keadaan tergulung rapi. Yohanes adalah gambaran seorang yang memiliki kacamata kasih.
Apakah kita sudah mengalami kebangkitan Tuhan?
Setelah melihat kebangkitan, Petrus mengalami buah-buah kebangkitan. Ia menjadi kokoh dan tidak ragu-ragu pada Yesus sampai akhir hidupnya.
Seperti Petrus, melalui kebangkitan cara pandang kita perlu dirubah. Kacamata abu-abu dan pesimis perlu ditinggalkan karena Yesus sudah menang dan jaya. Kita perlu melihat diri kita, pasangan kita dan orang lain secara positif.
Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk membuka hati terhadap kebangkitan dan rahmat penebusan sehingga Tuhan hidup dalam diri kita dan hidup kita dapat menjadi semakin indah.
Setelah diberkati oleh romo Allparis, anak-anak diarahkan untuk menuju Aula Syallom. Di sana anak-anak diajak untuk berdoa dan menyanyi dipimpin oleh ibu Lisa dan ibu Elsa. Kemudian anak-anak diminta berbaris dan telur paskah dibagikan pada masing-masing anak. (smr)

MALAM PASKAH



         Upacara cahaya dengan pemberkatan lilin Paskah mengawali perayaan ekaristi Malam Paskah. Lampu gereja dipadamkan. Perarakan misdinar dan romo Lioe Fut Khin serta romo Allparis memasuki gereja. Sesekali romo Fut mengangkat lilin Paskah yang ada tangannya dan mengumandangkan “Cahaya Dunia.”  Setelah cahaya lilin Paskah yang dipegang romo Fut menjalar ke lilin-lilin kecil di tangan umat dan rombongan perarakan telah berada di altar, romo Allparis melagukan Exultet.

       Liturgi Sabda untuk Malam Paskah kali ini mengambil 3 bacaan Kitab Suci dan bacaan epistola. Setelah membacakan Injil, romo Allparis dalam homilinya menyatakan bahwa peristiwa pekan suci adalah pesta iman. Namun sayang sekali kalau banyak orang tidak tahu makna pekan suci dari Minggu Palma sampai hari raya Paskah. Dalam bacaan Injil ditampilkan wanita-wanita yang akan memberikan rempah-rempah di kubur Yesus. Mereka tidak berpikir siapa yang akan membuka batu kubur Yesus. Setelah sampai di kubur, mereka mendapatkan kubur yang kosong dan ada malaikat duduk di atas batu kubur. Malaikat itu bertanya, “Apa kamu mencari Yesus yang tersalib itu?”

       Apa makna peristiwa itu bagi kita? Peristiwa Yesus yang tersalib menjiwai setiap orang untuk memberdayakan hubungan antar umat beriman di Indonesia. Kita, umat Katolik, meskipun jumlahnya hanya 3% dari seluruh rakyat Indonesia hendaknya dapat menjadi jembatan untuk membina hubungan antar umat beriman. Untuk itu kita perlu memiliki kekuatan lebih, mungkin itu berupa kekayaan, kepandaian, kejujuran, dsb untuk melakukan pendekatan terhadap kelompok yang 97% sehingga kehadiran Kristus dapat dirasakan di Indonesia.Makna lilin Paskah dalam perayaan malam ini adalah bahwa Tuhan telah mengorbankan diri-Nya menjadi terang bagi banyak orang. Semoga hal ini dapat menjiwai kita agar kita dapat menjadi terang bagi orang lain tanpa meninggalkan iman kita.

        Sebelum perayaan ekaristi ditutup, Bp. Willy Sebastian selaku Ketua Dewan Paroki diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya Bp. Willy menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

rangkaian kegiatan Paskah. (smr)

JUMAT AGUNG


        Pakaian warna hitam atau gelap sebagai ungkapan bela sungkawa mendominasi peringatan sengsara dan wafat Yesus di kayu salib. Tanpa iringan lagu dan musik, perarakan misdinar, lektor, pemazmur dan romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin berjalan menuju altar. Sebagai penghormatan terhadap pengorbanan Yesus yang disalib, romo Allparis dan romo Fut bertiarap di depan altar sementara umat berlutut. Pasio atau kisah sengsara Kristus dari Injil Yohanes dibawakan oleh Sdr. Luci, Sdr. Vira, Bp. Anton, Bp. Erwan, Bp. Suris dan Bp. Venan. Koor dibawakan oleh Wilayah Lucia dan Bernadeth tanpa iringan musik. Penghormatan terhadap salib dilakukan dengan penciuman salib. Pada akhir perayaan Jumat Agung seluruh bungan tabur dan benda-benda rohani yang telah diletakkan oleh umat di depan altar diberkati oleh romo Allparis. (smr) 

TABLO JALAN SALIB



       Jumat, 10 April 2009 pukul 08.00 Wita umat telah berkumpul di halaman SD Santa Maria dan dalam sebelum doa pembukaan, romo Allparis menyampaikan bahwa jalan salib saat itu akan divisualisasikan berupa tablo. Diharapkan umat tidak sekedar menonton sebuah pertunjukan, namun terlibat di dalamnya.

       Dengan diiringi cambukan, pukulan dan tendangan para serdadu serta caci maki rakyat, Yesus dihadapkan pada pengadilan Pilatus. Para imam, pemuka agama dan saksi dusta menghasut Pilatus agar menjatuhkan hukuman pada Yesus. Pilatus tidak mendapatkan kesalahan pada Yesus dan menawarkan pembebasan bagi Yesus. Namun rakyat tetap meminta agar Yesus disalibkan. Karena Pilatus takut terhadap tudingan bahwa dia bukan sahabat Kaisar, maka Pilatus menyerahkan Yesus pada orang banyak.

       Salib sudah ditimpakan ke pundak Yesus, dengan terseok-seok, diringi cambukan, pukulan dan caci maki Yesus berjalan menuju ke altar penyaliban. Di bukit Golgota, dengan wafat-Nya, Yesus membuktikan cinta kasih-Nya pada manusia. Setelah diturunkan dari salib, Yesus diletakkan di pangkuan Bunda Maria. Dari kerumunan umat, Puput menyanyikan lagu “Hanya Debulah Aku” dengan penuh penghayatan dan dilanjutkan lagu “O Sri Yesus” yang dilantunkan dengan merdu oleh ibu Christi.

       Demikian garis besar visualisasi jalan salib yang dimainkan oleh Komka dan Remaka Santa Maria dengan sutradara Bp. Budi Prayitno dan Sdr. Toto. Beberapa umat yang hadir terlihat menyeka air mata karena tak kuasa menahan kesedihan dan keharuan akan pengorbanan dan cinta kasih Yesus pada manusia. (smr)

PERAYAAN EKARISTI KAMIS PUTIH


Perarakan misdinar, petugas liturgi, “para rasul” yang diambil dari perwakilan umat dan romo Allparis serta romo Lioe Fut Khin melangkah perlahan dari pintu depan gua menuju altar dengan diiringi lagu “Kamulah Sahabatku” oleh wilayah Theresia mengawali Perayaan Ekaristi Kamis Putih, 9 April 2009 pukul 18.00 Wita. Umat yang sebagian besar berpakaian putih tampak memenuhi gereja, bahkan sampai ke Pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom. Dalam kata pengantarnya, romo Allparis menyatakan bahwa perayaan ekaristi Kamis Putih adalah perayaan untuk mengenang perjamuan makan Yesus yang terakhir bersama-sama murid-murid-Nya.

Pada saat Injil dinyanyikan oleh romo Fut, “para rasul” yang merupakan ketua dewan, ketua bidang, ketua wilayah, ketua komunitas  serta wakil dari KOMKA maju ke depan untuk pelaksanaan acara pembasuhan kaki. Satu  persatu romo Allparis mencium kaki, membasuh dan membersihkan kaki “para rasul” tersebut.

Dalam homilinya, romo Fut menguraikan bahwa setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan bahwa para murid juga wajib saling membasuh kaki. Apa sebenarnya arti membasuh kaki ini?

-         Dalam arti harafiah membasuh kaki adalah seperti orang tua membasuh kaki anak-anaknya sebelum tidur atau:

-         Dalam arti kiasan adalah saling melayani yang seorang dengan yang lain.

Sebelum melakukan pembasuhan kaki, Yesus pernah menekankan hukum kasih pada murid-murid-Nya.

Perayaan malam ini sebenarnya ada dua hal yang menjadi penekanan, yaitu:

-         Pembasuhan / pelayanan.

-         Perjamuan / ungkapan kasih Tuhan.

Pada saat bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir, darah domba dioles di muka pintu. Namun pada saat ini darah itu membawa keselamatan. Yesus menjadi imam, kurban dan altar. Hal ini dinyatakan keesokan harinya dengan mati disalib sebagai wujud cinta kasih-Nya pada manusia. Oleh karena itu kasih harus menjadi ciri khas dan menjadi hukum yang utama bagi orang Kristen.

Tri hari suci baru dimulai. Pada malam ini kita bersyukur karena diberikan ekaristi dan diperkenankan menyambut Tuhan. Semoga kasih Tuhan meneguhkan kita.

Setelah pembagian komuni, dilakukan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria  untuk ditahtakan. Selama perarakan umat menyanyikan “Mari Sembah Sujud.”

Mulai pukul 20.00 Wita, secara bergiliran umat melaksanakan tuguran berdasarkan jadwal wilayah dan berakhir pukul 24.00 Wita. (smr)

Minggu, 05 April 2009

PERAYAAN EKARISTI MINGGU PALMA


Minggu, 5 April 2009 pukul 07.30 Wita, umat telah berkumpul di depan Gua Maria dengan palma di tangan. Iringan misdinar dan romo Allparis serta romo Atmo memasuki tempat perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Hormat Syukur Bagimu” yang dinyanyikan oleh umat Wilayah Anna.

Perayaan ekaristi diawali dengan pemberkatan daun-daun palma yang ada di tangan umat. Romo Allparis berkeliling di antara umat dengan memerciki daun-daun tersebut dengan air suci. Setelah membacakan Injil, romo Allparis mengajak umat untuk merenungkan peristiwa Yesus yang disambut sebagai Raja tersebut. Orang-orang yang mengelu-elukan Yesus sewaktu Yesus memasuki Yerusalem adalah orang-orang yang sama yang berteriak salibkanlah Dia. Usai homili, perarakan misdinar, petugas liturgi, petugas koor, umat dan romo memasuki gereja seraya melambungkan pujian “Yerusalem lihatlah Raja-Mu.”

Di dalam gereja, setelah Doa Pembukaan, dibacakan Bacaan Kitab Suci dan dilanjutkan dengan pembacaan Kisah Sengsara Tuhan Yesus menurut Injil Markus 15:1-39 oleh petugas. Dalam homilinya, romo Atmo menyatakan bahwa kita diharapkan untuk terlibat dalam bacaan Kisah Sengsara dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Kita ikut merasakan penderitaan Yesus yang tergantung di kayu salib. Penderitaan Yesus itu diakibatkan oleh:

- Konspirasi politik para imam yang takut dengan kepopuleran Yesus dan meminta agar Yesus diadili oleh Pilatus dan Kaisar.

- Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan Yesus berbalik berteriak salibkanlah Dia.

- Murid-murid meninggalkan Yesus.

- Yesus merasa bahwa Allah Bapa meninggalkan Dia. Yesus merasa kesepian sehingga Dia merintih, “Eloi, eloi, lama sabakhtani,” yang artinya "Allahku ya Allahku mengapa engkau meninggalkan daku."

Menanggapi kisah sengsara ini, kita diajak untuk selalu mengingat Allah dalam hidup kita dan melalui penderitaan kita, kita berbela rasa dengan penderitaan Yesus.

Dalam Pemilu ini, banyak pemimpin yang menebarkan janji-janji. Sebagai warga negara yang baik kita dituntut untuk dapat memilih yang terbaik di antara yang baik. Sebagai Raja, Yesus juga menawarkan sesuatu pada manusia, yaitu: menaklukkan dunia dan musuh serta masuk dalam kemuliaan Bapa. Namun untuk mendapatkan hal itu, Yesus mengajak kita untuk juga ikut dalam salib, kesepian, penderitaan dan bukan kedudukan, kekayaan, sembako, dsb.

Terhadap tawaran Yesus tersebut, sikap kita ada beberapa kemungkinan, yaitu:

- ketakutan atau

- optimis karena kisah sengsara Yesus ini mengajarkan ketabahan hati.

Banyak orang yang ingin menikmati kemuliaan Yesus tapi sedikit yang bersedia untuk ikut menderita. Banyak yang ingin mendapatkan suka cita Yesus tapi sedikit untuk mengambil bagian dalam sengsara-Nya. Banyak yang ingin makan-minum bersama Yesus tapi sedikit yang mau minum piala kesengsaraan. Banyak yang menyatakan cinta dan memuji pada Yesus, tapi bila mengalami kesulitan mereka berkeluh kesah dan jatuh dalam kesedihan.

Hal yang menjadi pertanyaan dan renungan bagi kita adalah kita masuk golongan yang mana:

- Bersorak-sorak seperti orang yang menyambut Yesus di Yerusalem dan berhenti sampai di situ saja atau

- Kita mengikuti Yesus sampai pada penderitaan-Nya.

Dalam menyambut Paskah ini, persiapan apa saja yang kita lakukan, apakah kita setia dalam doa, ibadat dan Pendalaman Iman? Marilah kita bergabung dengan Yesus dengan penuh syukur mengambil bagian dalam penderitaan-Nya di salib.

Perayaan ekaristi Minggu Palma pagi tersebut berakhir pada pukul 09.30 Wita. (smr)