Senin, 17 Agustus 2009

Perayaan Ekaristi HUT Kemerdekaan Indonesia ke-64


Ringkasan Homili Rm. Allparis,Pr
Bacaan: Sir 10:1-8; I Ptr 2:13-17; Mat 22:15-21

Masyarakat merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dengan berbagai macam kegiatan : dengan doa & renungan, makan bersama, upacara bendera dan berbagai perlombaan. Perlombaan seperti panjat pinang dan sejenisnya mencerminkan nilai perjuangan dan kerjasama. Pada hakekatnya sama dengan nilai negara ini memerlukan perjuangan untuk kemerdekaannya. Namun demikian ada yang mengisi perayaan kemerdekaan dengan kegiatan yang keliru misalnya tirakatan dengan mabuk-mabukan.

Gereja sudah lama mencanangkan semboyan Pro Ecclesia et Patria : untuk gereja dan negara yang artinya warga negara 100% dan warga gereja 100%. Karya gereja bukan hanya untuk perkembangan rohani saja namun juga untuk membangun negara. Oleh karena itu sangat tepat sekarang semboyan Pro Patria per Ecclesia yakni untuk negara melalui gereja. Jangan sampai terjadi seseorang aktif di komunitas dan gereja namun tidak ikut serta dalam gotong royong kampung.

Kita berproses sebagai warga gereja dalam perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara. Gereja merenungkan: apa yang gereja berikan untuk bangsa ini dan apa yang kita berikan untuk bangsa ini.
Kita berdoa untuk negara ini sehingga proklamasi kemerdekaan semakin nyata. Kemerdekaan diisi dengan kejujuran, keadilan dan cinta kasih. (zo)

Selasa, 11 Agustus 2009

Rangkaian HUT ke-70 Paroki: Lomba Catur Beregu

Sementara di pendopo Santo Yosef dilaksanakan Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak, di Aula Syalom pada hari Minggu, 9 Agustus 2009 dilaksanakan pertandingan catur beregu antar wilayah. Pertandingan ini cukup unik karena 5 orang dalam 1 regu menggerakkan buah catur secara bergiliran tanpa ada komunikasi satu sama lain. Menurut Bp. Andreas Sunarko selaku koordinator lomba, lomba ini bertujuan memupuk kebersamaan dan kerjasama.
Meskipun masing-masing orang hanya diberi waktu 30 detik untuk berpikir sebelum menggerakkan buah catur namun pertandingan catur yang diikuti oleh 6 wilayah ini berlangsung cukup lama mulai pukul 10.00 Wita sampai dengan 13.00 Wita. Pertandingan ini dimenangkan oleh wilayah Lucia. (smr)

Rangkaian HUT ke-70 Paroki: Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak

Mengawali rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda yang ke-70, pada hari Minggu, 9 Agustus 2009 pukul 09.30 Wita bertempat di pendopo Santo Yosef telah dilaksanakan Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak. Lomba ini diikuti oleh 6 wilayah, masing-masing wilayah diwakili oleh 3 orang bapak-bapak. Panitia menyiapkan bahan dan bumbu yang akan dimasak oleh peserta dan peserta diberi kebebasan menentukan menu masakan dengan bahan yang ada.
Bahan-bahan yang dibagikan panitia adalah daging ayam, sayur-sayuran, mie, telor dan bumbu. Menurut tata tertib lomba yang dibacakan oleh ibu Trombine selaku koordinator lomba masak-memasak, semua bahan harus habis dimasak tapi bumbu tidak harus dihabiskan. Waktu memasak dan meyajikan adalah 25 menit. Kriteria penilaian meliputi rasa, kekompakan dan kebersihan.
Aneka macam rasa yang dihasilkan masing-masing peserta. Wilayah Theresia menggunakan bahan-bahan tsb untuk membuat capcay dan mie goreng. Wilayah Martha menyajikan mie goreng dan telur dadar, sementara itu wilayah Elisabeth membuat mie goreng rasa rica-rica. Suasana terasa meriah dan akrab. Berkali-kali panitia harus memperingatkan penonton yang memberikan instruksi pada para peserta.
Setelah 25 menit berlalu, semua wilayah menyelesaikan masakannya. Suster Merry, Suster Margreit dan Frater Yohanis selaku juri berkeliling dari meja yang satu ke meja yang lain untuk mencicipi masakan dan memberikan penilaian. Berdasarkan penilaian juri maka diperoleh pemenang sbb:
Juara I: Wilayah Theresia,
Juara II: Wilayah Martha,
Juara III: Wilayah Anna.
Mengakhiri Lomba Memasak, hasil karya bapak-bapak tersebut dilelang untuk dana kegiatan 70 Tahun Paroki. (smr)

Sabtu, 08 Agustus 2009

Menyambut HUT Paroki ke-70

Damai bagimu,
Paroki Kelayan akan merayakan Ultah-nya yang ke 70 tahun ini.
Kegiatan ini mengambil tema "Gereja menjadi tanda harapan bagi masyarakat".
Ada beberapa rangkaian kegiatan yaitu :
1. Lomba-lomba :
a. Lomba Catur Beregu : 9 Agustus 2009
b. Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak : 9 Agustus 2009
c. Lomba Mengumpulkan foto Jaman Dahulu (JADUL) : paling lambat dikumpul 9 September 2009
d. Lomba Outbound Keluarga : 13 September 2009
e. Lomba Menulis tentang menghayati kehidupan berparoki : paling lambat dikumpul 15 September 2009
f. Lomba Cerdas Cermat kitab suci dan pengetahuan seputar paroki : 4 Oktober 2009
g. Lomba Khotbah : 4 Oktober 2009
h. Lomba Vocal Group : 10-11 Oktober 2009
i. Lomba meniru gaya sesepuh paroki : 18 Oktober 2009
2. Kegiatan Sosial
a. Misa LanSia dan ramah tamah : 25 Oktober 2009
b. Donor darah, bazar, dan memberikan makanan tambahan bagi bayi dan balita : 1 November 2009
c. Jalan Santai sambil mungut sampat : 17 Agustus 2009
3. Kegiatan Lain
a. Penerbitan buku kenangan
b. Pembuatan Baju kaos 70 tahun paroki
semua kegiatan tersebut akan ditutup dengan Misa Syukur dan pentas seni di tanggal 14 November 2009.
Mohon doa dan dukungan dari semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini semua, semoga kegiatan ini terlaksana dengan sebagainya mana mestinya dan tema kegiatan ini yaitu "Gereja menjadi tanda harapan bagi masyarakat" dapat kita jadikan sebagai hal yang nyata. AMIN