Kamis, 23 Oktober 2008

HOMILI PASTOR: MINGGU MISI - 19 Oktober 2008

“KITA WARGA NEGARA DAN WARGA KERAJAAN ALLAH"
(Catatan Homili Romo Ign. Allparis F, Pr pada Minggu Misi Sedunia, 19 Oktober 2008)

Secara umum, misi berarti perutusan. Dalam gereja Katolik berarti mewartakan Injil atau Kabar Gembira. Kabar gembira yang diwartakan adalah Yesus. Misi ini dimulai dari Allah sendiri dengan mewartakan Kabar Gembira, yaitu dengan mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia. Teladan Allah ini selanjutnya diteruskan oleh manusia dengan mewartakan Kabar Gembira atau Yesus. Dalam hal ini Yesus bukan hanya sebagai yang diutus tapi Yesus adalah Kabar Gembira itu sendiri.
Dalam Injil Matius 22:15-21, Yesus akan dijerat oleh orang Farisi dengan pertanyaan, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Pada saat itu hadir orang-orang Herodian atau anak buah Herodes yang merupakan kelompok pro penjajah atas orang-orang Yahudi. Bila Yesus menjawab tidak, maka orang-orang Herodian ini akan melaporkan kepada Herodes dan Yesus dianggap memberontak. Tetapi bila Yesus menjawab boleh, maka hal itu tidak mencerminkan ketaatan-Nya pada tugas-Nya di dunia. Pada saat itu, dengan pujian orang-orang Farisi menjerat Yesus. Namun Yesus tahu apa yang ada dalam hati manusia dan kemudian menegur mereka secara langsung, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?" Jawaban Yesus selanjutnya, "Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah." Yesus tahu bahwa orang-orang Yahudi keberatan untuk membayar pajak. Jawaban ini sekaligus untuk mengajar orang-orang Yahudi.
Refleksi bagi kita adalah, "Apa yang kita berikan yang menjadi hak Allah?" Mungkin dalam dunia ini banyak orang tak menemukan tanda dan gambar Allah, sehingga menganggap semua adalah milik-Nya, sehingga tak tahu lagi apa yang seharusnya dikembalikan kepada Allah dan yang menjadi hak Allah. Manusia diciptakan secitra dengan Allah. Kita harus menyadari terus-menerus. Yesus adalah Gambar Allah yang sempurna. Dalam Dia, kita menemukan gambar dan tulisan Allah. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita memancarkan wajah Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai bentuk usaha untuk mengembalikan hak Allah. Untuk itu kita, sebagai gereja, dipanggil untuk mengambil bagian dalam misi Allah, yaitu agar banyak orang mendapat keselamatan dalam diri Yesus. Bagi orang-orang Kristiani yang melakukan kekerasan, apapun bentuknya, maka pada saat itu mereka tidak mencerminkan citra Allah dan tidak mengembalikan hak Allah apa yang menjadi hak Allah. Sebagai manusia yang diciptakan secitra dengan Allah, maka wajah Allah harus tercermin dalam hidup sehari-hari. Itulah hak Allah yang harus dikembangkan. Secara kongkrit bisa dijabarkan kembalikan hak istri apa yang menjadi hak istri, kembalikan hak suami apa yang menjadi hak suami, kembalikan hak anak apa yang menjadi hak anak, kembalikan hak karyawan apa yang menjadi hak karyawan, kembalikan hak perusahaan apa yang menjadi hak perusahaan, kembalikan hak pembatu apa yang menjadi hak pembantu, dll. Semua itu sebagai wujud mengembalikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.(smr)

Minggu, 12 Oktober 2008

PERAYAAN EKARISTI PEMBERKATAN GUA MARIA

Cuaca cerah sejak hari Senin, 6 Oktober 2008 membuat lega seluruh umat paroki karena ini berarti perayaan ekaristi dapat dilakukan di muka Gua. Panggung untuk altar mulai dipersiapkan, dekorasi dibuat, terpal dan karpet dihampar, tata suara dan lampu pun mulai dirangkai hingga hari Selasa 7 Oktober 2008 pukul 18.00 WITA Doa rosario yang mendahului perayaan ekaristi pemberkatan gua dapat dimulai tepat pada waktunya.
Perarakan patung Bunda Maria yang dibawa dengan tandu oleh 7 ketua wilayah dan ketua I dewan paroki, diikuti rombongan imam dan uskup Banjarmasin, Mgr. FX Prajasuta, MSF, beserta lektor dan pemazmur dari pendopo Santo Yosef menuju Gua Maria yang akan diberkati mengawali perayaan ekaristi pemberkatan Gua Maria paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda. Sementara perarakan berlangsung, PSP Serafim dan umat mengidungkan lagu “Ave-Ave” dengan memegang lilin yang menyala di tangan masing-masing.
Perayaan ekaristi tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Ratu Rosari, 7 Oktober 2008 dengan dipimpin oleh Mgr. FX Prajasuta, MSF sebagai konselebran utama didampingi oleh romo Ignatius Allparis Freeanggono, Pr dan romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. Sekitar 1,000 umat mengikuti perayaan ekaristi dengan duduk lesehan di atas karpet. Sementara itu para lansia duduk di kursi yang telah disediakan.
Dalam homilinya Mgr. FX Prajasuta, MSF menyatakan bahwa dengan devosi pada Bunda Maria berarti kita meneladani Bunda Maria dalam kerendahan hati dan kesetiaannya untuk tunduk pada kehendak Allah. Dengan kesadaran bahwa hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi kita, maka seperti Bunda Maria, kita hendaknya dapat mengucapkan “Fiat Voluntas Tua” atau terjadilah menurut kehendak-Mu. Dalam keadaan apapun Maria tetap mengidungkan “Magnificat,” hatinya selalu memuji dan memuliakan Tuhan. Pada malam ini kita bersama-sama memohon berkat untuk Gua Maria St Maria YTTN. Ini berarti sebagai anak-anak kita datang pada ibu kita untuk meneladan dan berserah diri pada kehendak Allah. Orang yang sungguh-sungguh berdevosi pada Bunda Maria hidupnya ditandai dengan kegembiraan, kepasrahan dan kedamaian seperti Maria. Malam ini kita juga bersyukur atas Gua Maria St Maria YTTN yang baru selesai dibangun. Semoga dengan Gua Maria tersebut, umat khususnya umat paroki Kelayan makin dekat dengan Maria dan Yesus. Iman umat makin dikokohkan serta makin cinta Yesus dan hidup sesuai martabat kita yang telah diselamatkan oleh Yesus. Selanjutnya Bapak Uskup mengajak umat untuk bersama-sama mohon berkat Tuhan bagi patung dan gua dan berharap dengan perantaraan Maria, umat dapat berdoa dengan penuh kasih pada Yesus serta menjadikan Maria sebagai ibu, pelindung dan teladan. Kita juga mohon pada Bunda Maria untuk menuntun dan membimbing umat agar makin cinta pada Yesus.
Usai homili, Bapak Uskup memberkati patung Bunda Maria dan Gua Maria dan kemudian dilanjutkan dengan liturgi ekaristi.

Selasa, 07 Oktober 2008

PEMBEKALAN PEMIMPIN IBADAT KOMUNITAS (BAG 3): MEMPERSIAPKAN RENUNGAN

Melanjutkan rangkaian Pembekalan Pemimpin Ibadat Komunitas yang telah dilakukan pada bulan Agustus yang lalu, pada hari Senin, tanggal 6 Oktober 2008 pukul 20.00 – 21.30 WITA di pendopo Santo Yosef diselenggarakan pembekalan lanjutan yang dipimpin oleh romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. Pembekalan kali ini dikhususkan pada teknik mempersiapkan renungan. Keduapuluh dua peserta yang berasal dari 14 komunitas langsung diajak praktek cara mempersiapkan renungan yang diambil dari bacaan Injil hari itu, yaitu dari Lukas 10:25-37 mengenai “Orang Samaria yang Murah Hati” yang kemudian dilanjutkan dengan bacaan Injil keesokan harinya, yaitu dari Lukas 10:38-42 mengenai “Maria dan Marta.” Sambil praktek, romo Fut menekankan bahwa dalam membawakan renungan atau kotbah, kita mewartakan kabar gembira dari Tuhan. Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan renungan adalah:
1. Doa, memohon bimbingan Tuhan.
2. Membaca secara keseluruhan bacaan yang akan dibawakan dalam renungan.
3. Membaca bacaan dengan lebih cermat dan lebih mendalam
4. Membuat pertanyaan untuk hal-hal yang tidak dimengerti, seperti: apa maksud peristiwa tsb, mengapa terjadi demikian, bagaimana hal tsb terjadi, dsb.
5. Merenungkan apa yang menarik dari bacaan tersebut, bisa berupa ayat, pesan, peristiwa, dll.
6. Kembangkan ide atau hal-hal menarik dengan ayat-ayat lain yang mendukung, bisa juga ditambahkan cerita, sharing, contoh nyata, dsb.
Ternyata mempersiapkan renungan tidak sulit! Pembekalan berikutnya akan diadakan pada hari Senin, 3 November 2008 dengan diawali renungan atau kotbah yang dipimpin oleh perwakilan dari wilayah Bernadeth. (smr)

LOMBA CERDAS CERMAT KITAB SUCI ANTAR WILAYAH

Dalam rangka memeriahkan Tahun Paulus, dengan mengambil tema Bulan Kitab Suci Nasional 2008 ”Paulus: Sukacita Rasul Kristus,” maka digelar acara Lomba Cerdas Cermat Kitab Suci Antar Wilayah yang dilaksanakan pada hari Minggu, 5 Oktober 2008 di Aula Syalom pukul 10.00 – 12.00 WITA. Lomba yang diikuti oleh 6 Wilayah ini bertujuan mengenal lebih dekat semangat rasul Paulus dalam mewartakan Injil serta mengajak umat untuk lebih mencintai Kitab Suci.
Sebagai salah satu agenda program kerja KOMKA, acara tersebut telah dipersiapkan secara menarik dengan dukungan 2 LCD untuk menayangkan pertanyaan-pertanyaan yang dilempar kepada peserta dan untuk memonitor waktu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkisar kisah rasul Paulus dan surat-surat yang ditulisnya serta bahan-bahan seputar Bulan Kitab Suci Nasional 2008. Lomba tersebut terbagi dalam 3 babak. Babak I adalah pertanyaan untuk masing-masing individu dalam kelompok. Babak II adalah pertanyaan untuk kelompok dan yang terakhir adalah pertanyaan rebutan. Setelah pertanyaan demi pertanyaan diajukan, akhirnya diperoleh pemenang sbb:
Juara I : Wilayah Anna
Juara II : Wilayah Lucia
Juara III : Wilayah Sisilia
Sebelum acara ditutup dengan pembagian hadiah pada pemenang lomba, selaku ketua Dewan Juri, Bp. Anton DN menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi peserta lomba Cerdas Cermat dan kepada KOMKA Santa Maria sebagai pelaksana acara lomba. Melihat pencapaian nilai yang diperoleh masing-masing peserta, dihimbau umat lebih tekun dalam membaca dan menggeluti Kitab Suci.
Errie dan Rachel sebagai peserta dari wilayah Anna mengaku enjoy dengan acara lomba tersebut, apabila kelompoknya menjadi juara I. Sementara itu Pak Narko sebagai peserta dari wilayah Theresia menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sulit untuk dijawab karena kelompoknya harus bertanding tanpa persiapan sebelumnya. (smr)