Minggu, 04 April 2010

PASKAH PAGI & AGAPE


PERAYAAN PASKAH PAGI

Minggu, 4 April 2010 pukul 08.00 Wita dilaksanakan perayaan Paskah pagi yang dilanjutkan dengan agape atau makan bersama seluruh umat paroki Kelayan. Perayaan dimulai dengan perarakan misdinar, petugas liturgi dan romo Lioe Fut Khin, MSF serta romo Allparis, Pr. Koor dibawakan oleh Wilayah Elisabeth. Umat yang kebanyakan anak-anak memenuhi seluruh bangku gereja.

Dalam homilinya romo Allparis menyatakan bahwa sebenarnya dalam Kitab Suci tidak tertulis adanya telur dalam perayaan Paskah. Tradisi ini diambil karena dalam telur mengandung kehidupan.

Dalam bacaan Injil dinyatakan bahwa pagi-pagi Maria Magdalena mendatangi kubur Yesus dan mendapati kubur Yesus kosong. Saat melihat batu penutup kubur terbuka, mereka menyimpulkan bahwa jenazah Yesus diambil orang. Mereka kemudian masuk, melihat dan percaya tapi belum memahami atau menangkap isi Kitab Suci yang menyatakan bahwa putra manusia akan bangkit pada hari ketiga.

Refleksi peristiwa tersebut di atas bagi kita adalah apakah kita mampu melihat tanda-tanda kehadiran Allah yang hidup dalam peristiwa-peristiwa kecil sekalipun. Dengan Paskah kita diajak untuk menyadari bahwa Yesus ada dan hidup dalam diri kita masing-masing, keluarga kita dan masyarakat. Dalam gereja tidak diakui adanya perceraian. Meskipun telah hidup terpisah bahkan pasangannya telah menikah lagi, gereja tetap mengakui bahwa perkawinannya masih sah. Suka duka dalam kehidupan keluarga harus dipahami bersama. Kebangkitan Yesus adalah saat di mana kita mampu melihat Yesus yang hadir dalam suka duka hidup kita.

Homili ditutup dengan suatu harapan, semoga dengan Paskah, kita belajar dan memahami bahwa Yesus hadir dalam seluruh perjuangan kita dan keluarga kita.

PEMBAGIAN TELUR PASKAH dan AGAPE

Setelah perayaan ekaristi selesai, panitia mengajak seluruh umat untuk makan bersama-sama di halaman parkir gereja. Sementara itu anak-anak diminta berkumpul di Aula Syalom untuk dibagi telur dan kupon es krim. Nampak umat dengan akrab saling mengucap Selamat Paskah, berbincang dan bercanda sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh masing-masing wilayah dengan diirngi lagu-lagu dari band KOMKA. Acara berakhir pukul 11.30 Wita. (smr)

Malam Paskah: "Perwujudan Kesejatian Hidup dalam Keluarga"


Sabtu, 3 April 2010 pukul 20.00 Wita di Paroki Kelayan dilaksanakan perayaan Malam Paskah untuk merayakan kemenangan Yesus atas maut. Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis, Pr dan romo Lioe Fut Khin, MSF. Satu jam sebelum perayaan dimulai umat telah memenuhi gereja hingga yang datang kemudian harus duduk di luar dan pendopo Santo Yosef.

Perayaan Malam Paskah dibagi dalam 4 bagian, yaitu:

1. Upacara Cahaya: romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin memberkati api di depan pintu gereja, dan kemudian memberkati lilin Paskah yang menyala. Selanjutnya nyala api dari lilin tersebut menjalar ke lilin yang dipegang oleh umat.

2. Liturgi Sabda: Diambil 3 bacaan dari Perjanjian Lama dan 1 bacaan epistola.

3. Liturgi Baptis: Upacara pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis.

4. Liturgi Ekaristi

Dalam homili pada malam itu, romo Lioe Fut Khin mengungkapkan bahwa perayaan malam Paskah penuh dengan symbol, di antaranya:

1. Lilin Altar

Lilin altar baru dinyalakan setelah bacaan-bacaan dari Perjanjian Lama selesai dibacakan. Seharusnya ada 7 bacaan Perjanjian Lama, tapi di paroki Kelayan mengambil 3 bacaan. Setelah lilin altar dinyalakan, Perjanjian Baru dibacakan sebagai symbol Yesus yang dikorbankan telah hadir di altar.

2. Alleluya dinyanyikan secara meriah sampai 3 kali

Selama masa Pra-Paskah dari Rabu Abu sampai Jumat Agung, tidak ada lagu Alleluya. Pada malam Paskah Alleluya dinyanyikan secara meriah sebagai symbol bahwa kita boleh bersorak dan bersuka cita.

Makna Paskah :

Karena cinta seseorang mengalami penderitaan. Makin besar cinta yang dimiliki, makin besar penderitaan yang dialami, seperti Yesus yang telah mencintai sehabis-habisnya untuk kita hingga Dia mengalami penderitaan yang luar biasa. Kita pun diciptakan karena Tuhan mencintai kita. Dia ingin kita juga mencintai karena hidup tanpa cinta tak kan berarti apa-apa.

Dalam doa jalan salib selama masa Pra-Paskah, pada perhentian ke-14 dinyatakan, “Cinta Yesus mengalahkan maut.” Cinta Yesus lebih kuat dari segala penderitaan yang dialami-Nya dan kuasa kegelapan tidak mampu mengalahkan cinta-Nya. Yesus menghendaki agar kita, yang telah ditebus-Nya memiliki dan dimampukan untuk mencintai.

Dalam Surat Gembala masa Pra-Paskah, kita diajak untuk bertobat dan kembali pada keluarga. Doa jalan salib, Pendalaman Iman, renungan juga berkaitan dengan tema itu. Kalau umat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut maka pada malam Paskah ini akan terjadi kebangkitan dalam keluarga, seperti:

- Yang tidak setia pada pasangan akan kembali ke keluarga dengan mencintai, berkorban, mengalahkan diri sendiri dan memulai hal-hal baru yang lebih baik bersama keluarga.

- Relasi antar anggota keluarga yang sebelumnya tidak akrab diubah dengan mengutamakan dan mengusahakan relasi yang akrab. Malam ini merupakan saat untuk meningkatkan dan memperbaiki hidup keluarga sehingga lebih baik dan bermutu.

Perayaan Paskah merupakan perayaan iman yang menjamah hati kita masing-masing. Untuk itu marilah kita mohon agar Paskah mala mini merupakan kesempatan yang indah untuk memulai hidup bersama dan hidup dalam keluarga.

Setelah Doa Penutup diberikan kesempatan kepada Ketua Panitia, Bp. M.Daryanto untuk memberikan sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Dewan yang diwakili oleh Ketua II, Ibu Gaby Siantori dan ditutup oleh romo Allparis.

Pukul 22.30 Wita, perayaan Malam Paskah telah berakhir, namun umat tidak segera meninggalkan gereja. Mereka saling mengucapkan Selamat Paskah. (smr)

Sabtu, 03 April 2010

JUMAT AGUNG: Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus Kristus


Jumat,2 April 2010, jam 15.00. Altar dan panti imam bersih dari hiasan, Salib besar tertutup kain ungu. Jumat Agung di awali dengan tiarapnya Rm. Paris di depan altar dan berlututnya seluruh umat untuk memulai misa sore hari ini. Dalam suasana syahdu dan hening tersirat warna liturgi merah tanda untuk memulai sebuah kemenangan atas dosa.Tambah Gambar
Visualisasi Injil Yohanes dalam tablo kisah sengsara diperagakan dengan sangat menyentuh oleh Komunitas Kaum Muda Katolik (Komka) dan Remaja Katolik (Remaka) paroki. Tidak hanya sampai pada kisah sengsara dan penyaliban Yesus tablo diteruskan dengan renungan pertobatan dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua untuk "tidak menyalibkan" Yesus kembali dalam tingkah laku hidup keseharian mereka. Umat merenung & tak sedikit yang meneteskan air mata.
Penghormatan Salib merupakan bagian dari liturgi ekaristi sebagai bentuk hormat umat atas penebusan dari dosa yang telah terjadi melalui salib Kristus. Selubung salib dibuka untuk memberitahukan bahwa Yesus telah wafat di kayu salib.
Setelah penerimaan Komuni dan berkat penutup diakhiri dengan pemberkatan benda-benda rohani dan bunga tabur. (zo)

Kamis, 01 April 2010

KAMIS PUTIH : Makin Mencintai Ekaristi


Perayaan ekaristi Kamis Putih yang dilangsungkan pada 1 April 2010 di paroki Kelayan dimulai pada pukul 19.00 dipimpin oleh romo Allparis dan didampingi oleh romo Lioe Fut Khin. Koor dibawakan oleh wilayah Lucia dan para rasul diwakili oleh perwakilan umat.

Perarakan misdinar, 12 rasul, petugas liturgi dan romo mengawali perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Ajarilah kami Tuhan Bahasa Cinta Kasih.” Umat yang hadir dalam perayaan ekaristi untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya itu memenuhi seluruh bangku di dalam gereja, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.

Seiring dengan bacaan Injil yang dinyanyikan oleh romo Fut, romo Allparis membasuh, membersihkan dan mencium kaki para rasul sebagai simbol ajaran Yesus untuk saling melayani. Dalam homilinya, romo Fut menyatakan bahwa pada malam itu, kita diajak untuk memperingati perjamuan Yesus bersama murid-muridnya sekaligus sebagai awal munculnya ekaristi.

Selanjutnya romo Fut menguraikan hubungan antara Paskah Yahudi dan Paskah umat Katolik. Paskah Yahudi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir, dimana anak sulung bangsa Israel dapat selamat karena ada darah anak domba yang dioleskan di pintu. Sebagai orang Yahudi, Yesus pun mengikuti tradisi dengan mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Namun dalam perjamuan saat itu ada yang menyimpang dari tradisi, yaitu waktu mengambil roti dan anggur, Yesus mengatakan, “Inilah Tubuh dan darahKu.” Ini menjadi dasar terbentuknya ekaristi dengan mengganti anak domba dengan diri-Nya. Apa yang dilakukan Yesus adalah kurban. Secara simbolik Ia memberikan diri-Nya dengan mati di salib. Jadi Paskah umat Katolik adalah Paskah Yesus yang bangkit dan Allah yang menyelamatkan manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya.

Ekaristi dalam iman Katolik merupakan puncak iman dan sakramen Katolik. Dalam gereja Katolik dikenal 7 macam sakramen. Sakramen baptis, tobat, perkawinan, krisma, minyak suci, imamat dibuat untuk menuju dan mengalir dari sakramen ekaristi. Sebagai orang Katolik, kita harus bangga memiliki ekaristi karena Tuhan berkenan hadir secara nyata dalam hidup kita. Malam ini kita diingatkan bahwa kita memiliki kekayaan yang luar biasa dalam gereja Katolik. Tuhan memberikan diri-Nya karena mencintai kita.

Menutup homili, romo Fut mengajak umat untuk makin mencintai ekaristi dan bangga sebagai orang Katolik. Tri Hari Suci merupakan perayaan iman Katolik dan kita diajak untuk menghayati arti penebusan Tuhan bagi manusia.

Perayaan Ekaristi diakhiri dengan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria dan ditahtakan disana. Selanjutnya secara bergilir umat, berdasarkan wilayah dan kelompok kategorial, berdoa dan berjaga mengenang kembali Yesus yang berdoa ditemani para rasul di Taman Getsemani menjelang penyaliban-Nya. (smr)