Kamis, 12 November 2009

"Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan" (1 Kor 3:6)

11 November, 70 tahun yang lalu, sebuah benih telah ditanam. Siapapun tidak akan pernah
mengerti bagaimana pertumbuhan benih itu nantinya, bahkan tidak ada yang tahu
apakah mereka menanam benih di tanah subur, bebatuan, pasir ataupun di tengah semak duri.

Seiring perjalanan waktu, mereka yang telah menanam benih baru mengerti bahwa apa yang
mereka lakukan mengandung pengorbanan yang besar. 3 tahun kemudian, mereka
mengalami penderitaan yang luar biasa, dikejar-kejar, ditawan, disiksa, bahkan
ada yang dibunuh. Satu hal yang pasti, mereka tetap teguh dalam pengabdian dan
karya mereka untuk merawat dan memelihara benih itu agar terus tumbuh dan
berkembang.

Api pengabdian terus berpijar dalam diri para penanam benih dan diteruskan pada generasi
berikutnya…berikutnya…hingga saat ini kita menikmati panenan dari benih yang
ditanam. Kita patut bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan pertumbuhan dan
berterima kasih pada mereka yang telah menanam dan memelihara benih. Namun yang
menjadi pertanyaan, akankah kita berpuas diri mendapati panenan yang diperoleh
dari keringat, air mata dan darah dari para penanam dan pemelihara benih? Atau apa
kita berbuat sesuatu terhadap panenan tadi sehingga menghasilkan panenan yang
lebih melimpah?

Benih itu
adalah panji Kristus yang ditegakkan dalam sebuah paroki yang diberi nama Santa
Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda. Menjadi sebuah keajaiban bila kita
merenungkan bagaimana sebuah gereja dengan jumlah umat yang mampu ditampung
dalam 1 bangku berukuran panjang 3m menjadi 2000-an jiwa dan 600-an KK. Semua
terletak dalam kasih dan kuasa Sang Pemberi Pertumbuhan.

Seperti juga para perintis dan para pendahulu yang telah berkarya di paroki, kita tidak tahu
apa yang akan terjadi pada paroki nantinya. Satu tahun, sepuluh tahun, apalagi
tujuh puluh tahun kemudian, apa yang
akan dialami paroki? Kita tidak tahu, kita bagai orang buta! Namun
apakah kita hanya berdiam diri dan menunggu? Benih itu perlu disiram dan
dipelihara….

Selamat Ulang Tahun ke-70 Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda,
Banjarmasin. Semoga kehadirannya semakin menjadi tanda dan harapan bagi banyak orang!

Senin, 17 Agustus 2009

Perayaan Ekaristi HUT Kemerdekaan Indonesia ke-64


Ringkasan Homili Rm. Allparis,Pr
Bacaan: Sir 10:1-8; I Ptr 2:13-17; Mat 22:15-21

Masyarakat merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dengan berbagai macam kegiatan : dengan doa & renungan, makan bersama, upacara bendera dan berbagai perlombaan. Perlombaan seperti panjat pinang dan sejenisnya mencerminkan nilai perjuangan dan kerjasama. Pada hakekatnya sama dengan nilai negara ini memerlukan perjuangan untuk kemerdekaannya. Namun demikian ada yang mengisi perayaan kemerdekaan dengan kegiatan yang keliru misalnya tirakatan dengan mabuk-mabukan.

Gereja sudah lama mencanangkan semboyan Pro Ecclesia et Patria : untuk gereja dan negara yang artinya warga negara 100% dan warga gereja 100%. Karya gereja bukan hanya untuk perkembangan rohani saja namun juga untuk membangun negara. Oleh karena itu sangat tepat sekarang semboyan Pro Patria per Ecclesia yakni untuk negara melalui gereja. Jangan sampai terjadi seseorang aktif di komunitas dan gereja namun tidak ikut serta dalam gotong royong kampung.

Kita berproses sebagai warga gereja dalam perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara. Gereja merenungkan: apa yang gereja berikan untuk bangsa ini dan apa yang kita berikan untuk bangsa ini.
Kita berdoa untuk negara ini sehingga proklamasi kemerdekaan semakin nyata. Kemerdekaan diisi dengan kejujuran, keadilan dan cinta kasih. (zo)

Selasa, 11 Agustus 2009

Rangkaian HUT ke-70 Paroki: Lomba Catur Beregu

Sementara di pendopo Santo Yosef dilaksanakan Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak, di Aula Syalom pada hari Minggu, 9 Agustus 2009 dilaksanakan pertandingan catur beregu antar wilayah. Pertandingan ini cukup unik karena 5 orang dalam 1 regu menggerakkan buah catur secara bergiliran tanpa ada komunikasi satu sama lain. Menurut Bp. Andreas Sunarko selaku koordinator lomba, lomba ini bertujuan memupuk kebersamaan dan kerjasama.
Meskipun masing-masing orang hanya diberi waktu 30 detik untuk berpikir sebelum menggerakkan buah catur namun pertandingan catur yang diikuti oleh 6 wilayah ini berlangsung cukup lama mulai pukul 10.00 Wita sampai dengan 13.00 Wita. Pertandingan ini dimenangkan oleh wilayah Lucia. (smr)

Rangkaian HUT ke-70 Paroki: Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak

Mengawali rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda yang ke-70, pada hari Minggu, 9 Agustus 2009 pukul 09.30 Wita bertempat di pendopo Santo Yosef telah dilaksanakan Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak. Lomba ini diikuti oleh 6 wilayah, masing-masing wilayah diwakili oleh 3 orang bapak-bapak. Panitia menyiapkan bahan dan bumbu yang akan dimasak oleh peserta dan peserta diberi kebebasan menentukan menu masakan dengan bahan yang ada.
Bahan-bahan yang dibagikan panitia adalah daging ayam, sayur-sayuran, mie, telor dan bumbu. Menurut tata tertib lomba yang dibacakan oleh ibu Trombine selaku koordinator lomba masak-memasak, semua bahan harus habis dimasak tapi bumbu tidak harus dihabiskan. Waktu memasak dan meyajikan adalah 25 menit. Kriteria penilaian meliputi rasa, kekompakan dan kebersihan.
Aneka macam rasa yang dihasilkan masing-masing peserta. Wilayah Theresia menggunakan bahan-bahan tsb untuk membuat capcay dan mie goreng. Wilayah Martha menyajikan mie goreng dan telur dadar, sementara itu wilayah Elisabeth membuat mie goreng rasa rica-rica. Suasana terasa meriah dan akrab. Berkali-kali panitia harus memperingatkan penonton yang memberikan instruksi pada para peserta.
Setelah 25 menit berlalu, semua wilayah menyelesaikan masakannya. Suster Merry, Suster Margreit dan Frater Yohanis selaku juri berkeliling dari meja yang satu ke meja yang lain untuk mencicipi masakan dan memberikan penilaian. Berdasarkan penilaian juri maka diperoleh pemenang sbb:
Juara I: Wilayah Theresia,
Juara II: Wilayah Martha,
Juara III: Wilayah Anna.
Mengakhiri Lomba Memasak, hasil karya bapak-bapak tersebut dilelang untuk dana kegiatan 70 Tahun Paroki. (smr)

Sabtu, 08 Agustus 2009

Menyambut HUT Paroki ke-70

Damai bagimu,
Paroki Kelayan akan merayakan Ultah-nya yang ke 70 tahun ini.
Kegiatan ini mengambil tema "Gereja menjadi tanda harapan bagi masyarakat".
Ada beberapa rangkaian kegiatan yaitu :
1. Lomba-lomba :
a. Lomba Catur Beregu : 9 Agustus 2009
b. Lomba Memasak oleh Bapak-Bapak : 9 Agustus 2009
c. Lomba Mengumpulkan foto Jaman Dahulu (JADUL) : paling lambat dikumpul 9 September 2009
d. Lomba Outbound Keluarga : 13 September 2009
e. Lomba Menulis tentang menghayati kehidupan berparoki : paling lambat dikumpul 15 September 2009
f. Lomba Cerdas Cermat kitab suci dan pengetahuan seputar paroki : 4 Oktober 2009
g. Lomba Khotbah : 4 Oktober 2009
h. Lomba Vocal Group : 10-11 Oktober 2009
i. Lomba meniru gaya sesepuh paroki : 18 Oktober 2009
2. Kegiatan Sosial
a. Misa LanSia dan ramah tamah : 25 Oktober 2009
b. Donor darah, bazar, dan memberikan makanan tambahan bagi bayi dan balita : 1 November 2009
c. Jalan Santai sambil mungut sampat : 17 Agustus 2009
3. Kegiatan Lain
a. Penerbitan buku kenangan
b. Pembuatan Baju kaos 70 tahun paroki
semua kegiatan tersebut akan ditutup dengan Misa Syukur dan pentas seni di tanggal 14 November 2009.
Mohon doa dan dukungan dari semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini semua, semoga kegiatan ini terlaksana dengan sebagainya mana mestinya dan tema kegiatan ini yaitu "Gereja menjadi tanda harapan bagi masyarakat" dapat kita jadikan sebagai hal yang nyata. AMIN

Minggu, 12 Juli 2009

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN JULI 2009

Jumat, 10 Juli 2009 dilangsungkan perayaan ekaristi keluarga dipimpin oleh romo Lioe Fut Khin. Ada 4 pasangan suami istri yang memperbaharui janji perkawinannya pada perayaan ekaristi tsb.
Dengan mengambil bacaan pada hari itu (Mat 10:16-23), romo Fut dalam homilinya mengungkapkan bahwa dalam kehidupan ini ada manusia yang baik dan jahat. Manusia bisa menjadi srigala bagi sesamanya. Hal itu bisa antara pastor dengan umat, suami dengan istri, orang tua dengan anak, dsb. Di tengah situasi demikian Yesus mengajarkan berbahagialah yang menjadi “domba”.
Jalan untuk mengikuti Yesus di tengah dunia yang mengancam kita adalah kita hendaknya tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Yesus menggunakan gambaran kedua binatang ini karena ular sendiri adalah binatang yang cerdik, licin dan licik. Namun kombinasi dengan merpati menggambarkan supaya kita tulus, jernih dan jujur di hadapan Tuhan.
Menutup homilinya romo Fut mengajak umat untuk memohon pada Tuhan supaya bertahan menghadapi kesulitan dan agar layak di hadapan Tuhan.(smr)

Senin, 25 Mei 2009

Jadwal Novena Roh Kudus


Dilaksanakan setiap jam 18.00 wita bersama dengan perayaan Ekaristi (harian) di Gereja, tgl 22 - 30 Mei 2009.

Kamis, 21 Mei 2009

PERAYAAN EKARISTI HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

Perayaan ekaristi Hari Raya Kenaikan Tuhan, 21 Mei 2009 diadakan pada pagi hari jam 08.00 Wita dan sore jam 18.00 Wita.
Pada perayaan ekaristi pagi, romo Lioe Fut Khin,MSF dalam homilinya memulai dengan penekanan kalimat “Berusahalah memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh dan satu roh, sebagaiman kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua dan di dalam semua.” Gereja disebut sebagai tubuh Kristus dan Kristus adalah kepala gereja-Nya. Oleh karena itu bila kepalanya naik ke surga, maka tubuh-Nya pun ikut naik. Dengan demikian ada jaminan bagi kita untuk masuk surga.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah kita adalah anggota tubuh Kristus?
Sebagai anggota kita harus memiliki satu tubuh dan satu roh. Mulai besok akan diadakan novena Roh Kudus yang merupakan karunia terbesar bagi kita. Roh Kudus harus nampak dalam kesatuan dengan kepala dan semua anggota.

1. Persatuan dengan kepala
Kepala memberikan kehidupan pada tubuh. Kepala memberi terang, memimpin dan menuntun orang pada jalan yang benar. Kepala juga mengatur agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Bahkan kepala juga melayani dan memberi perhatian pada anggota tubuh yang paling hina dan lemah.

2.Persatuan dengan semua anggota
Dalam 1 Korintus 12:12 dinyatakan “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.” Kristus dan gereja adalah 2 istilah yang bisa diputarbalikkan. Sebagai anggota Tubuh Kristus, salah satu anggota tidak dapat menonjolkan diri, semua harus saling mendukung. Dalam kehidupan di paroki, terdapat banyak komunitas kategorial dan teritorial. Kalau semua berasal dari satu roh, seharusnya tidak ada pertentangan. Yang membuat terjadinya pertentangan adalah roh yang lain seperti roh kesombongan, egois, mau mencari nama, dsb.

Perintah Yesus sebelum naik ke surga adalah kita harus memberitakan Injil. Tidak perlu ke seluruh dunia, tapi kita diutus ke dunia tempat kita sekarang ini.
Marilah kita mohon pada Tuhan dalam doa novena, kita berharap agar hidup kita memiliki Roh Kudus. Kalau kita memiliki roh ini, yang lain tidak berarti apa-apa karena kita telah memiliki yang terbaik. (smr)

Senin, 13 April 2009

AGAPE: MAKAN BERSAMA SYUKUR PASKAH






Sementara perayaan ekaristi Minggu pagi berlangsung beberapa ibu-ibu meracik nasi campur yang telah dimasak dari rumah. Sebelum perayaan ekaristi selesai piring-piring yang berisi nasi, tumis kacang panjang, mie goreng, sambal goreng hati, gulai telur dan kerupuk telah tersaji di meja.
Saat perayaan ekaristi selesai, umat langsung menyerbu meja-meja dan mengambil hidangan yang telah tersedia. Sambil makan umat mendengarkan musik yang dibawakan oleh band Melodius dan sebagian lagi ada yang mengobrol dan saling mengucapkan selamat Paskah. Suasana penuh keakraban ini berlangsung hingga pukul 10.30 Wita dan satu persatu umat meninggalkan gereja. (smr)

PASKAH PAGI

Minggu, 12 April 2009 perayaan ekaristi Minggu Paskah dimulai pukul 08.00 Wita. Sebagian besar bangku gereja diisi oleh anak-anak meskipun sebenarnya perayaan ekaristi Minggu Paskah pagi tidak dapat disamakan dengan Paskah anak-anak dan tidak dapat digantikan dengan perayaan Malam Paskah.
Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin. Koor dari wilayah Sisilia. Romo Fut mengawali homilinya dengan menguraikan sebuah cerita. Ada 2 anak kembar yang memiliki sifat yang berbeda bernama Han dan Sen. Han memiliki sifat yang pesimis dan memandang segala sesuatu dari segi negatifnya saja. Sen adalah seorang yang optimis serta memandang segala sesuatu dengan pandangan positif. Pada hari ulang tahunnya, ayah mereka memberikan hadiah pada Han dan Sen. Han memperoleh mainan yang bagus dan mahal, namun ia justru merasa bingung, sedih, dan kuatir karena takut mainannya akan rusak. Sementara itu Sen memperoleh tali kuda. Sen sangat gembira mendapatkan tali kuda karena menganggap ia akan diberi kuda sehingga ia sangat berterima kasih kepada ayahnya.
Seperti Han dan Sen, murid-murid Yesus mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebangkitan:
1. Maria Magdalena
Cintanya pada Yesus menggerakkannya untuk datang ke kubur Yesus pagi-pagi benar dan tidak mendapatkan Yesus di sana. Maria Magdalena adalah gambaran seorang yang dikuasai kesedihan dan air mata sehingga tidak dapat melihat Yesus. Kesedihan menutup realita sehingga seseorang tidak dapat melihat keadaan sekitar. Ia menganggap seakan-akan dirinya adalah orang yang paling malang dan memiliki pandangan kelabu dalam hidup.
2. Petrus
Petrus adalah gambaran orang berubah-ubah sehingga dalam Injil Yohanes nama Simon Petrus dan Petrus digunakan secara bergantian. Bila sedang ragu-ragu, seperti saat Ia menyangkal Yesus dan saat ia mendapati kubur yang kosong, ia dipanggil Simon Petrus. Sedangkan saat imannya mantap, Injil menyebut dia sebagai Petrus.
3. Yohanes
Yohanes datang ke kubur dengan kasih. Ia dapat melihat kenyataan yang lebih dalam. Dalam Injil dinyatakan “…ia melihatnya dan percaya…” saat melihat kubur kosong dan kain peluh dalam keadaan tergulung rapi. Yohanes adalah gambaran seorang yang memiliki kacamata kasih.
Apakah kita sudah mengalami kebangkitan Tuhan?
Setelah melihat kebangkitan, Petrus mengalami buah-buah kebangkitan. Ia menjadi kokoh dan tidak ragu-ragu pada Yesus sampai akhir hidupnya.
Seperti Petrus, melalui kebangkitan cara pandang kita perlu dirubah. Kacamata abu-abu dan pesimis perlu ditinggalkan karena Yesus sudah menang dan jaya. Kita perlu melihat diri kita, pasangan kita dan orang lain secara positif.
Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk membuka hati terhadap kebangkitan dan rahmat penebusan sehingga Tuhan hidup dalam diri kita dan hidup kita dapat menjadi semakin indah.
Setelah diberkati oleh romo Allparis, anak-anak diarahkan untuk menuju Aula Syallom. Di sana anak-anak diajak untuk berdoa dan menyanyi dipimpin oleh ibu Lisa dan ibu Elsa. Kemudian anak-anak diminta berbaris dan telur paskah dibagikan pada masing-masing anak. (smr)

MALAM PASKAH



         Upacara cahaya dengan pemberkatan lilin Paskah mengawali perayaan ekaristi Malam Paskah. Lampu gereja dipadamkan. Perarakan misdinar dan romo Lioe Fut Khin serta romo Allparis memasuki gereja. Sesekali romo Fut mengangkat lilin Paskah yang ada tangannya dan mengumandangkan “Cahaya Dunia.”  Setelah cahaya lilin Paskah yang dipegang romo Fut menjalar ke lilin-lilin kecil di tangan umat dan rombongan perarakan telah berada di altar, romo Allparis melagukan Exultet.

       Liturgi Sabda untuk Malam Paskah kali ini mengambil 3 bacaan Kitab Suci dan bacaan epistola. Setelah membacakan Injil, romo Allparis dalam homilinya menyatakan bahwa peristiwa pekan suci adalah pesta iman. Namun sayang sekali kalau banyak orang tidak tahu makna pekan suci dari Minggu Palma sampai hari raya Paskah. Dalam bacaan Injil ditampilkan wanita-wanita yang akan memberikan rempah-rempah di kubur Yesus. Mereka tidak berpikir siapa yang akan membuka batu kubur Yesus. Setelah sampai di kubur, mereka mendapatkan kubur yang kosong dan ada malaikat duduk di atas batu kubur. Malaikat itu bertanya, “Apa kamu mencari Yesus yang tersalib itu?”

       Apa makna peristiwa itu bagi kita? Peristiwa Yesus yang tersalib menjiwai setiap orang untuk memberdayakan hubungan antar umat beriman di Indonesia. Kita, umat Katolik, meskipun jumlahnya hanya 3% dari seluruh rakyat Indonesia hendaknya dapat menjadi jembatan untuk membina hubungan antar umat beriman. Untuk itu kita perlu memiliki kekuatan lebih, mungkin itu berupa kekayaan, kepandaian, kejujuran, dsb untuk melakukan pendekatan terhadap kelompok yang 97% sehingga kehadiran Kristus dapat dirasakan di Indonesia.Makna lilin Paskah dalam perayaan malam ini adalah bahwa Tuhan telah mengorbankan diri-Nya menjadi terang bagi banyak orang. Semoga hal ini dapat menjiwai kita agar kita dapat menjadi terang bagi orang lain tanpa meninggalkan iman kita.

        Sebelum perayaan ekaristi ditutup, Bp. Willy Sebastian selaku Ketua Dewan Paroki diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya Bp. Willy menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

rangkaian kegiatan Paskah. (smr)

JUMAT AGUNG


        Pakaian warna hitam atau gelap sebagai ungkapan bela sungkawa mendominasi peringatan sengsara dan wafat Yesus di kayu salib. Tanpa iringan lagu dan musik, perarakan misdinar, lektor, pemazmur dan romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin berjalan menuju altar. Sebagai penghormatan terhadap pengorbanan Yesus yang disalib, romo Allparis dan romo Fut bertiarap di depan altar sementara umat berlutut. Pasio atau kisah sengsara Kristus dari Injil Yohanes dibawakan oleh Sdr. Luci, Sdr. Vira, Bp. Anton, Bp. Erwan, Bp. Suris dan Bp. Venan. Koor dibawakan oleh Wilayah Lucia dan Bernadeth tanpa iringan musik. Penghormatan terhadap salib dilakukan dengan penciuman salib. Pada akhir perayaan Jumat Agung seluruh bungan tabur dan benda-benda rohani yang telah diletakkan oleh umat di depan altar diberkati oleh romo Allparis. (smr) 

TABLO JALAN SALIB



       Jumat, 10 April 2009 pukul 08.00 Wita umat telah berkumpul di halaman SD Santa Maria dan dalam sebelum doa pembukaan, romo Allparis menyampaikan bahwa jalan salib saat itu akan divisualisasikan berupa tablo. Diharapkan umat tidak sekedar menonton sebuah pertunjukan, namun terlibat di dalamnya.

       Dengan diiringi cambukan, pukulan dan tendangan para serdadu serta caci maki rakyat, Yesus dihadapkan pada pengadilan Pilatus. Para imam, pemuka agama dan saksi dusta menghasut Pilatus agar menjatuhkan hukuman pada Yesus. Pilatus tidak mendapatkan kesalahan pada Yesus dan menawarkan pembebasan bagi Yesus. Namun rakyat tetap meminta agar Yesus disalibkan. Karena Pilatus takut terhadap tudingan bahwa dia bukan sahabat Kaisar, maka Pilatus menyerahkan Yesus pada orang banyak.

       Salib sudah ditimpakan ke pundak Yesus, dengan terseok-seok, diringi cambukan, pukulan dan caci maki Yesus berjalan menuju ke altar penyaliban. Di bukit Golgota, dengan wafat-Nya, Yesus membuktikan cinta kasih-Nya pada manusia. Setelah diturunkan dari salib, Yesus diletakkan di pangkuan Bunda Maria. Dari kerumunan umat, Puput menyanyikan lagu “Hanya Debulah Aku” dengan penuh penghayatan dan dilanjutkan lagu “O Sri Yesus” yang dilantunkan dengan merdu oleh ibu Christi.

       Demikian garis besar visualisasi jalan salib yang dimainkan oleh Komka dan Remaka Santa Maria dengan sutradara Bp. Budi Prayitno dan Sdr. Toto. Beberapa umat yang hadir terlihat menyeka air mata karena tak kuasa menahan kesedihan dan keharuan akan pengorbanan dan cinta kasih Yesus pada manusia. (smr)

PERAYAAN EKARISTI KAMIS PUTIH


Perarakan misdinar, petugas liturgi, “para rasul” yang diambil dari perwakilan umat dan romo Allparis serta romo Lioe Fut Khin melangkah perlahan dari pintu depan gua menuju altar dengan diiringi lagu “Kamulah Sahabatku” oleh wilayah Theresia mengawali Perayaan Ekaristi Kamis Putih, 9 April 2009 pukul 18.00 Wita. Umat yang sebagian besar berpakaian putih tampak memenuhi gereja, bahkan sampai ke Pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom. Dalam kata pengantarnya, romo Allparis menyatakan bahwa perayaan ekaristi Kamis Putih adalah perayaan untuk mengenang perjamuan makan Yesus yang terakhir bersama-sama murid-murid-Nya.

Pada saat Injil dinyanyikan oleh romo Fut, “para rasul” yang merupakan ketua dewan, ketua bidang, ketua wilayah, ketua komunitas  serta wakil dari KOMKA maju ke depan untuk pelaksanaan acara pembasuhan kaki. Satu  persatu romo Allparis mencium kaki, membasuh dan membersihkan kaki “para rasul” tersebut.

Dalam homilinya, romo Fut menguraikan bahwa setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan bahwa para murid juga wajib saling membasuh kaki. Apa sebenarnya arti membasuh kaki ini?

-         Dalam arti harafiah membasuh kaki adalah seperti orang tua membasuh kaki anak-anaknya sebelum tidur atau:

-         Dalam arti kiasan adalah saling melayani yang seorang dengan yang lain.

Sebelum melakukan pembasuhan kaki, Yesus pernah menekankan hukum kasih pada murid-murid-Nya.

Perayaan malam ini sebenarnya ada dua hal yang menjadi penekanan, yaitu:

-         Pembasuhan / pelayanan.

-         Perjamuan / ungkapan kasih Tuhan.

Pada saat bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir, darah domba dioles di muka pintu. Namun pada saat ini darah itu membawa keselamatan. Yesus menjadi imam, kurban dan altar. Hal ini dinyatakan keesokan harinya dengan mati disalib sebagai wujud cinta kasih-Nya pada manusia. Oleh karena itu kasih harus menjadi ciri khas dan menjadi hukum yang utama bagi orang Kristen.

Tri hari suci baru dimulai. Pada malam ini kita bersyukur karena diberikan ekaristi dan diperkenankan menyambut Tuhan. Semoga kasih Tuhan meneguhkan kita.

Setelah pembagian komuni, dilakukan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria  untuk ditahtakan. Selama perarakan umat menyanyikan “Mari Sembah Sujud.”

Mulai pukul 20.00 Wita, secara bergiliran umat melaksanakan tuguran berdasarkan jadwal wilayah dan berakhir pukul 24.00 Wita. (smr)

Minggu, 05 April 2009

PERAYAAN EKARISTI MINGGU PALMA


Minggu, 5 April 2009 pukul 07.30 Wita, umat telah berkumpul di depan Gua Maria dengan palma di tangan. Iringan misdinar dan romo Allparis serta romo Atmo memasuki tempat perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Hormat Syukur Bagimu” yang dinyanyikan oleh umat Wilayah Anna.

Perayaan ekaristi diawali dengan pemberkatan daun-daun palma yang ada di tangan umat. Romo Allparis berkeliling di antara umat dengan memerciki daun-daun tersebut dengan air suci. Setelah membacakan Injil, romo Allparis mengajak umat untuk merenungkan peristiwa Yesus yang disambut sebagai Raja tersebut. Orang-orang yang mengelu-elukan Yesus sewaktu Yesus memasuki Yerusalem adalah orang-orang yang sama yang berteriak salibkanlah Dia. Usai homili, perarakan misdinar, petugas liturgi, petugas koor, umat dan romo memasuki gereja seraya melambungkan pujian “Yerusalem lihatlah Raja-Mu.”

Di dalam gereja, setelah Doa Pembukaan, dibacakan Bacaan Kitab Suci dan dilanjutkan dengan pembacaan Kisah Sengsara Tuhan Yesus menurut Injil Markus 15:1-39 oleh petugas. Dalam homilinya, romo Atmo menyatakan bahwa kita diharapkan untuk terlibat dalam bacaan Kisah Sengsara dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Kita ikut merasakan penderitaan Yesus yang tergantung di kayu salib. Penderitaan Yesus itu diakibatkan oleh:

- Konspirasi politik para imam yang takut dengan kepopuleran Yesus dan meminta agar Yesus diadili oleh Pilatus dan Kaisar.

- Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan Yesus berbalik berteriak salibkanlah Dia.

- Murid-murid meninggalkan Yesus.

- Yesus merasa bahwa Allah Bapa meninggalkan Dia. Yesus merasa kesepian sehingga Dia merintih, “Eloi, eloi, lama sabakhtani,” yang artinya "Allahku ya Allahku mengapa engkau meninggalkan daku."

Menanggapi kisah sengsara ini, kita diajak untuk selalu mengingat Allah dalam hidup kita dan melalui penderitaan kita, kita berbela rasa dengan penderitaan Yesus.

Dalam Pemilu ini, banyak pemimpin yang menebarkan janji-janji. Sebagai warga negara yang baik kita dituntut untuk dapat memilih yang terbaik di antara yang baik. Sebagai Raja, Yesus juga menawarkan sesuatu pada manusia, yaitu: menaklukkan dunia dan musuh serta masuk dalam kemuliaan Bapa. Namun untuk mendapatkan hal itu, Yesus mengajak kita untuk juga ikut dalam salib, kesepian, penderitaan dan bukan kedudukan, kekayaan, sembako, dsb.

Terhadap tawaran Yesus tersebut, sikap kita ada beberapa kemungkinan, yaitu:

- ketakutan atau

- optimis karena kisah sengsara Yesus ini mengajarkan ketabahan hati.

Banyak orang yang ingin menikmati kemuliaan Yesus tapi sedikit yang bersedia untuk ikut menderita. Banyak yang ingin mendapatkan suka cita Yesus tapi sedikit untuk mengambil bagian dalam sengsara-Nya. Banyak yang ingin makan-minum bersama Yesus tapi sedikit yang mau minum piala kesengsaraan. Banyak yang menyatakan cinta dan memuji pada Yesus, tapi bila mengalami kesulitan mereka berkeluh kesah dan jatuh dalam kesedihan.

Hal yang menjadi pertanyaan dan renungan bagi kita adalah kita masuk golongan yang mana:

- Bersorak-sorak seperti orang yang menyambut Yesus di Yerusalem dan berhenti sampai di situ saja atau

- Kita mengikuti Yesus sampai pada penderitaan-Nya.

Dalam menyambut Paskah ini, persiapan apa saja yang kita lakukan, apakah kita setia dalam doa, ibadat dan Pendalaman Iman? Marilah kita bergabung dengan Yesus dengan penuh syukur mengambil bagian dalam penderitaan-Nya di salib.

Perayaan ekaristi Minggu Palma pagi tersebut berakhir pada pukul 09.30 Wita. (smr)

Jumat, 27 Maret 2009

KOSTER PETRUS


Sejak bulan September 2008 pemuda ini sudah aktif menjadi karyawan Paroki sebagai Koster Gereja St. Maria. Nama lengkapnya PETRUS HERI SANTOSA, kesehariannya dipanggil mas PETRUS. Lajang kelahiran Bantul, 15 September 1982 pernah menjadi Koster di Parakan Jawa Tengah. “Setelah hijrah ke Marabahan saya bertemu Romo Katijan & membantu beliau jika ada kunjungan. Saya ditawari Romo Katijan menjadi Koster di Paroki Kelayan,” kenang mas Petrus. Tugas utama mas Petrus adalah menyiapkan misa dan membersihkan gereja. (zo)

Kamis, 26 Maret 2009

FRATER PRAJA ORIENTASI DI PAROKI KELAYAN


“Saya tiba di Banjarmasin, hari Selasa 17 Maret 2009,” begitu kata  FR. HENRY SUSANTO SUMAPODE, yang biasa dipanggil FR. ANTO. Terlahir di Tahuna (Manado), 22 Oktober 1982 memutuskan untuk menapaki panggilan imamat. Lebih lanjut Fr. Anto menjelaskan.“Saya berada di Paroki Kelayan untuk melakasanakan  tugas orientasi agar saya bisa lebih mengenal keadaan keuskupan Banjarmasin sekaligus belajar menjadi Imam dari kedua imam yang ada di paroki ini dan belajar dari umat tentang banyak hal yang berkaitan dengan pembinaan diri sebagai seorang calon imam praja.” Orientasi Fr. Anto di Paroki kita nantinya kurang lebih 3 bulan. Mengapa orientasi disini frater? “Tugas orientasi ini dilatarbelakangi oleh niat saya untuk berkarya di keuskupan banjarmasin, sehingga saya memutuskan untuk melamar menjadi calon imam keuskupan Banjarmasin,” jawabnya mantap, “Dulu saya dididik di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng-Manado, namun saya tertarik melamar di Banjarmasin karena saya melihat keuskupan ini sungguh memiliki imam praja yang masih sangat minim sehingga saya tetarik untuk melayani keuskupan ini.” Selamat berkarya Frater Anto, kami akan mendukung menjadi salah satu gembala kami ! (zo)

JADWAL PEKAN SUCI 2009

Misa Minggu Palma pagi, 5 April 2009 pukul 07.30 wita

-   Pintu gereja ditutup, umat berkumpul di depan Gua Maria.

-   Pemberkatan daun palma di depan Gua Maria.

-   Perarakan dari Gua Maria ke dalam gereja. Pasio dibacakan.

-   Dimohon umat membawa daun palma dan mengikuti seluruh rangkaian misa dari depan gua sampai di gereja.

Parkir : Semua kendaraan di SDK Santa Maria

 

Misa Minggu Palma sore, 5 April 2009, pukul 18.00 wita

-   Umat langsung masuk gereja.

-   Pemberkatan daun palma di dalam gereja. Pasio dibacakan.

-   Dimohon umat membawa daun palma.

Parkir : Semua kendaraan di halaman gereja

 

Misa Kamis Putih, 9 April 2009, pukul 18.00 wita

-   Disediakan tambahan tempat duduk umat di halaman depan, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.

-   Perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria dan pentahtaan Sakramen Maha Kudus ada di Gua Maria dilanjutkan Tuguran.

Parkir : Semua kendaraan di SDK Santa Maria

 

Tablo Jalan Salib, 10 April 2009, pukul 08.00 wita

-   Tablo dimainkan oleh KOMKA dan REMAKA di halaman SDK Santa Maria

-   Umat langsung ke halaman SDK Santa Maria

Parkir : Semua kendaraan di halaman gereja

 

Misa Jumat Agung, 10 April 2009, pukul 15.00 wita

-   Umat langsung masuk gereja.

-   Disediakan tempat kolekte di pintu gereja sebelum misa dimulai.

-   Pasio dinyanyikan.

-   Disediakan tambahan tempat duduk umat di halaman depan, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.

-   Diberikan kesempatan pada umat membawa benda-benda rohani & bunga tabur untuk diberkati.

Parkir : Semua kendaraan di SDK Santa Maria

 

Misa Malam Paskah, 11 April 2009, pukul 20.00 wita

-   Umat langsung masuk gereja.

-   Disediakan tambahan tempat duduk umat di halaman depan, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.

Parkir : Semua kendaraan di SDK Santa Maria

 

Misa Paskah Pagi, 12 April 2009, pukul 08.00 wita

-   Umat langsung masuk gereja.

-   Ada pembagian telur untuk seluruh anak-anak yang hadir dalam misa.

-   Setelah misa, seluruh umat dimohon untuk mengikuti santap bersama (agape) di halaman belakang gereja.

Parkir : Semua kendaraan di SDK Santa Maria

Kamis, 26 Februari 2009

PERATURAN PANTANG DAN PUASA 2009

1.   Hari Puasa tahun 2009 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 25 Februari, dan Jumat Agung tanggal 10 April. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung.

2.   Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.

 

3.   Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.

      Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya oleh seluruh keluarga, atau seluruh Iingkungan, atau seluruh wilayah, ditetapkan cara puasa dan pantang lebih berat, yang dirasakan Iebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan. Tentu saja ketetapan yang dibuat sendiri tidak mengikat dengan sanksi dosa.

 

4.   Hendaknya juga diusahakan agar setiap orang beriman kristiani baik secara pribadi maupun bersarna-sama mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, meditasi, dan sebagainya.

 

5. Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaskah ialah Aksi Puasa Pembangunan atau APP, yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki. keuskupan dan nasional.


Sumber: Media Keuskupan, Februari 2009



SURAT GEMBALA PRAPASKAH TAHUN 2009


Pemberdayaan Kesejatian Hidup

“Pemberdayaan Hubungan antar Umat Beriman”


Salam dan Berkat Apostolik!

 

Bapa-Ibu, saudara-saudari, 

Para Pastor, suster, bruder dan Frater serta seluruh umat di Keuskupan Banjarmasin yang terkasih.

 

1.       Kita baru saja menyelesaikan Muskerpas yang membicarakan beberapa hal yang perlu untuk arah dan rencana kerja kita ke depan, terutama untuk tahun 2009 ini. Di dalamnya diperhatikan masalah perutusan ke daerah Meratus yang menantang kita sebagai satu komunitas untuk terlibat membantu saudara-saudara kita yang “jauh” baik secara geografis maupun secara sosial budaya. Masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan terutama mendampingi mereka dalam memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warganegara menjadi suatu perkerjaan yang mau tidak mau harus melibatkan semua pihak, mulai dari Komisi-komisi yang menjadi perangkat kerja keuskupan, kelompok-kelompok kategorial, kaum religius dan semua paroki serta seluruh umat.


 2.       Demikian juga dengan masalah kesehatan pada umumnya khususnya rencana program pemberantasan malaria dan HIV AIDS  yang menjadi sorotan dunia saat ini di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan. Salah satu keputusan Muskerpas mengajak kita juga untuk terlibat, bukan saja karena kita berada di sini, tetapi terutama sebagai wujud kepedulian kita terhadap penderitaan sesama dan sedapat mungkin membantu banyak orang keluar dari jerat penderitaan tersebut.


 3.       Bukanlah suatu kebetulan bahwa tema APP kita tahun ini mengajak kita merefleksikan hubungan kita sebagai umat beriman yang berada ditengah-tengah kemajemukan. Kemajemukan ini menjadi suatu berkat bagi semua pihak yang terbuka dan berkehendak baik, karena dengan ini kita akan semakin diperkaya. Kita semua menghadapi masalah yang sama, masalah kemiskinan dan pemiskinan, masalah ketidakadilan dan lingkungan hidup, masalah saling curiga dan mementingkan kelompok, maka kita diajak untuk terbuka dan berani mengasihi, bahkan terutama mereka yang membenci kita (lih. Luk 6:32). Dengan mengasihi maka menjadi nyatalah bahwa kita mengenal Allah yang adalah kasih, sebab “barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah” (1 Yoh 4:8).


 4.       Dalam kasih itulah kita mau dan terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak, bukan saja ini akan meringankan pekerjaan kita satu sama lain, tetapi terutama rahmat yang tersembunyi di balik itu ialah kita akan semakin menyadari bahwa kita semua adalah saudara, dan bahwa kita saling membutuhkan dan dengan demikian kesejatian hidup yang didambakan semua orang akan menjadi semakin nyata, yakni sebagai citra Allah.


 5.       Rabu (25/02) adalah Hari Rabu Abu. Pada hari itu kita memasuki masa Prapaskah, masa puasa dan pantang. Kita ingin menjalani masa puasa dan pantang ini secara benar. Memang berpuasa dan berpantang menyangkut hal mengurangi makan dan minum. Namun intinya adalah pertobatan, kembali kepada Tuhan dan jalan-Nya serta mencari kesempatan untuk mewujudkan iman kita dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan tanda-tanda jaman. Salah satu tanda jaman yang amat jelas sekarang ini adalah rusaknya persaudaraan yang sejati. Hal ini mungkin akan diperparah menjelang dan selama pemilihan umum yang akan datang. Karena itulah dalam rangka Aksi Puasa Pembangunan, pada lingkup nasional tahun ini, kita diajak untuk mendalami tema “Kesejatian Hidup Dalam Pemberdayaan Hubungan antar Umat beriman”. Pada lingkup Keuskupan kita, kita diajak mengembangkan pemikiran dan gerakan “siap diutus membawa kasih.” Pertama-tama diutus “ke dalam Komunitas” untuk mengalami kasih Tuhan, dan kemudian “ke luar” membawa kasih itu ke dunia yang membutuhkannya.


 6.       Kesempatan ini juga menjadi kesempatan bagi kita selama masa Prapaska untuk mempersiapkan diri kita menyambut perayaan Paskah, perayaan dasar iman kita. Sambil merenung dan refleksi kita membangun niat untuk melakukan yang lebih baik lagi bagi Tuhan dan sesama, maka hasil APP yang kita kumpulkan menjadi wujud nyata niat baik kita itu, yang nanti setelah dikumpulkan akan dikirimkan 30% ke KWI dan 70% untuk menunjang rencana kerja kita ke Meratus dan peningkatan sosial ekonomi mereka yang sangat membutuhkannya.


 7.       Akhirnya, saya mengajak agar sejauh mungkin Bapak/Ibu/Para Pastor/Suster/ Bruder dan Saudara sekalian ikut hadir dan terlibat dalam pertemuan-pertemuan di Komunitas masing-masing dalam rangka masa Prapaskah ini. Semoga dengan demikian persaudaraan semakin diteguhkan. Yang karena berbagai alasan tidak mungkin hadir dalam pertemuan-pertemuan seperti itu, diharapkan juga dapat mengisi masa penuh rahmat m secara kreatif. Terima kasih atas segala bentuk peran serta dan keterlibatan dalam pelayanan di paroki maupun di Keuskupan. Berkat Tuhan melimpah untuk keluarga-keluarga dan komunitas kita. Dan semoga Tuhan meneguhkan persaudaraan pekerjaan, pengabdian dan seluruh niat-niat baik kita.

 

Banjarmasin,  25 Februari 2009


 Mgr. Petrus Boddeng Timang

Uskup Keuskupan Banjarmasin


Rabu, 25 Februari 2009

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BLN FEBRUARI 2009

        Perayaan ekaristi keluarga di bulan Februari 2009 diadakan pada hari Jumat tanggal 13 Februari 2009. Dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh romo Allparis dan romo Fut,  delapan pasang suami istri yang merayakan Hari Ulang Tahun Perkawinan di bulan Februari diberikan berkat khusus dan memperbaharui janji perkawinan. Mereka adalah: Merry-Koco, Hiana-Redy, Ratna-Anton, Andri-Basuki, Lia-Willy, Rosa-Pangky, Lian-Sindhu, Pie-Djemie.

        Dengan mengambil bacaan Kitab Suci dan Injil pada hari itu, yakni dari Kitab Kejadian 3:1-8 dan Markus 7:31-37, dalam homilinya romo Fut menggarisbawahi kalimat “ Ia menjadikan segala-galanya baik.” Dalam Injil Markus dinyatakan bahwa orang-orang takjub pada Yesus dan akan karya-Nya. Kalimat itu juga ada dalam kisah penciptaan (Kej 1:31). Allah telah membuat segala sesuatunya amat baik, namun dosa manusia telah merusak segalanya. Dosa Adam dan Hawa adalah pada motivasi atau ambisi mereka ingin menjadi seperti Allah. Dosa ini kemudian berulang-ulang dilakukan oleh manusia sampai sekarang dalam bentuk kesombongan, keegoisan, dsb. Namun Yesus melakukan yang sebaliknya, yakni merendahkan diri sehabis-habisnya. Dalam hal demikian sangat baik bagi kita untuk berbuat seperti Yesus dalam hal kerendahan hati, kesempurnaan dan kasih.

        Dalam hidup berkeluarga, bila ada pertengkaran itu berarti dosa asal terulang kembali karena kita hanya memikirkan diri sendiri, egois dan mau menang sendiri.

        Orang tercengang akan Yesus karena Ia menjadikan segala-galanya baik. Kalau kita mengundang Yesus dalam keluarga kita, Ia akan menjadikan segalanya baik.

         Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk mendoakan pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinan agar makin diteguhkan dan dapat menjadi saksi-saksi Kristus.

         Setelah homili, romo Fut mengundang pasangan yang merayakan ulang tahun perkawinan di bulan Februari untuk memperbaharui janji perkawinan.

(smr)

Selasa, 27 Januari 2009

PERTUNJUKAN BARONGSAI OLEH KOMKA


Usai misa Imlek (26/1/09) umat berkumpul di halaman belakang gereja untuk menyaksikan pertunjukan barongsai yang dimainkan oleh Komunitas Muda Katolik (KOMKA) Paroki, dalam usaha mereka untuk menghimpun dana pengadaan peralatan band. Umat mengelilingi tempat atraksi barongsai sambil menyodorkan angpau yang ditalikan dibilah pancing. Barongsai akan beratraksi “berdiri” melonjak, satu persatu angpau dilahap oleh 2 barongsai besar ditambah 1 barongsai kecil yang dimainkan secara bergantian oleh Bisma, Aristo dan Amel.

Pukul 20.00 Wita, gerimis mulai turun dan pertunjukan dihentikan. Beberapa saat kemudian anak-anak Komka mempersiapkan diri dan kembali berangkat untuk melakukan atraksi keliling dari rumah ke rumah. Salut untuk kerja keras Komka!

(smr)

Senin, 26 Januari 2009

MISA IMLEK


Mempertahankan identitas untuk melengkapi keragaman

Warna merah pada hiasan altar, lampion dan lampu mendominasi gereja pada misa Imlek yang diselenggarakan pada hari Senin, 26 Januari 2009 pukul 18.00 Wita. Sebagian besar bangku diisi oleh umat yang pada umumnya memakai baju merah. Anggota paduan suara Serafim pun mengidungkan lagu-lagu bergaya Mandarin dengan seragam merahnya. Nuansa merah membuat suasana misa yang dipimpin oleh romo Allparis dan romo Fut menjadi semarak. Pastor Sinema, MSF, romo Teddy Aer, MSF, serta beberapa keponakan Mgr Demarteau nampak hadir di bangku umat.

Bacaan Kitab Suci dan Injil diambil dari bacaan hari itu, yaitu dari Roma 8:28-39 dan Mat 7:7-11. Romo Fut memulai homilinya dengan sebuah pertanyaan, “Mengapa kita merayakan Imlek?” Di tempat asalnya, Imlek dirayakan untuk mensyukuri pergantian orang Cina dan ingin mempertahankan identitas kita. Seperti juga bangsa Israel yang mengalami pembuangan di Babel, mereka mempertahankan identitas mereka dengan sunat dan ibadat pada hari Sabat. Namun demikian ke-Cina-an bukan untuk kepentingan diri kita sendiri atau membentuk kelompok eksklusif, tetapi justru kita semakin menyadari keunikan masing-masing dan melengkapi yang lainnya sehingga hidup bersama menjadi lebih baik.” Romo Fut mensharingkan pengalamannya dibesarkan dalam budaya leluhur masyarakat Tiong Hoa. 

Lebih lanjut Romo Fut memperdalam pertanyaan,“Lalu mengapa kita merayakan misa Imlek?” : ”Itu karena kita ingin mendekatkan diri pada Tuhan dan kita mohon supaya tahun yang baru ini dapat kita masuki dengan penuh iman dan harapan. Bacaan Injil tadi mengajak kita untuk menyampaikan permohonan pada Tuhan. Seperti kita ketahui bahwa tahun ini merupakan tahun yang sulit, usaha banyak yang tutup, orang kehilangan perkerjaan. Namun demikian, sebagai orang beriman, jangan sampai kita dikuasai ketakutan dan kekawatiran.”

Menutup homilinya, Romo Fut mengajak,”Sebagai orang Katolik kita menghargai budaya yang tidak bertentangan dengan iman kita. Nilai-nilai positif kita ambil dan yang tidak benar kita singkirkan. Semoga perayaan Imlek menjadikan kita bangga dengan ke-Cina-an kita tapi tidak menjadikan sombong dan marilah kita gunakan keunikan kita untuk melengkapi keragaman.”

Setelah berkat penutup, romo Allparis dan romo Fut membagikan angpau kepada anak-anak, remaja, kaum muda, anggota koor, dan umat yang belum/tidak menikah. (smr)

CATATAN HOMILI MINGGU BIASA III: “SERUAN UNTUK BERTOBAT”

Homili oleh: Romo Lioe Fut Khin, MSF

Bacaan: Yunus 3:1-5, 10; 1 Kor 7:29-31; Markus 1:14-20


Ada pepatah mengatakan, “Kalau kamu lahir miskin itu bukan salahmu, tapi kalau kamu mati miskin itu salahmu.” Atau “Kalau kamu lahir di kandang itu bukan salahmu, tapi kalau kamu mati masuk neraka itu adalah salahmu.” Ada waktu antara lahir sampai kita mati dan itulah yang menentukan seperti apa diri kita atau itu semua merupakan tanggung jawab kita.

Dalam bacaan Kitab Suci dinyatakan bahwa waktunya singkat atau waktunya telah genap, dan supaya kita jangan terikat pada hal-hal duniawi. Kalau kita masih punya waktu, apa yang akan kita lakukan?

  1. Amal belum tentu berkenan pada Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan adalah berbuat sesuatu yang dilandasi kasih.
  2. Bertobat tidak hanya meninggalkan perbuatan jelek, tapi juga mempergunakan setiap kesempatan sebaik-baiknya untuk mewartakan kasih Tuhan.

Kalau kita berdoa meminta sesuatu, yang diberikan Tuhan pada kita adalah kesempatan. Contohnya kalau kita berdoa minta kesabaran, maka kita tidak tiba-tiba menjadi orang sabar. Yang Tuhan berikan pada kita adalah kesempatan untuk bertemu orang-orang yang menjengkelkan. Karena waktunya singkat, kita harus menyadari bahwa waktu tidak akan berulang sehingga kita mempergunakan kesempatan untuk berbuat kasih dengan sebaik-baiknya.

Banyak orang memerlukan perhatian dan ini merupakan kesempatan bagi kita untuk memberikan perhatian kepada mereka. (smr)

Minggu, 11 Januari 2009

AWALILAH TAHUN 2009 DENGAN PENUH KEDAMAIAN


Gua Natal Gereja St. Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda

Misa Keluarga Januari 2009


Di awal tahun 2009 ini, perayaan ekaristi keluarga diadakan pada Jumat tanggal 9 Januari 2009 dipimpin oleh romo Allparis didampingi oleh romo Lioe Fut Khin. Koor dan iringan musik dibawakan beberapa umat yang saat itu hadir dalam perayaan ekaristi tsb.

Dalam kata pembukaan, romo Allparis menyatakan bahwa dalam perayaan ekaristi tersebut secara khusus akan didoakan pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun di bulan Januari, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam perayaan ekaristi tersebut.

Bacaan Kitab Suci yang diambil dari 1 Yohanes 4:19-5:4 dibacakan oleh pasutri Sri-Saverius. Bacaan Injil dari Lukas 4:14-22a. Dalam homilinya, romo Fut menguraikan bahwa kusta merupakan penyakit yang mudah menular dan penyakit itu diadu dengan kekuatan Yesus. Hal ini melambangkan 2 kekuatan berlawanan yang berperang, yaitu kekuatan kekudusan Yesus melawan dosa dan kenajisan, dan Yesus berhasil mengalahkan lawannya. Kisah penyaliban Yesus, dimana Yesus wafat dan bangkit juga menunjukkan kemenangan Yesus atas dosa dan dunia.

Dalam Injil dinyatakan bahwa “tidak ada yang mengalahkan dunia selain yang percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Dalam hidup sehari-hari seringkali kita menghadapi 2 kekuatan, yaitu kekuatan dunia dan kekuatan kekudusan. Untuk dapat mengalahkan kekuatan dunia, kita perlu menempa atau menggembleng hidup kita. Keluarga merupakan tempat yang tepat untuk menempa dan menggembleng hidup karena dalam keluarga kita dapat belajar mengalahkan keegoisan dan memperdalam jurus-jurus kasih. Untuk itu marilah kita secara khusus berdoa bagi keluarga-keluarga agar dapat mengalahkan kekuatan dunia.

Setelah homili, romo Fut mengundang pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan Januari untuk memperbaharui janji perkawinannya dan didoakan. Mereka adalah: pasutri Lana-Herman, Wina-Erwin, Novita-Narko, Dadar-Rachmat, Florentina-Johni, Ernie-Sardjono serta Meme-Budi.

Bagi pasangan suami istri yang hari ulang tahun perkawinannya jatuh pada bulan Februari, diharapkan bisa hadir dan didoakan secara khusus dalam perayaan ekaristi keluarga pada hari Jumat, 13 Februari 2009 pukul 18.00 WITA. (smr)

Catatan Homili HR Penampakan Tuhan

Homili oleh: Romo Allparis,Pr. 3 Jan 2009
(Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12)

Banyak orang bertanya-tanya tentang masa depannya. Oleh karena itu saat ini ada orang yang menawarkan ramalan dari tanggal lahir, nama, dsb.

Dalam bacaan Injil, orang majus melihat tanda bintang. Dengan segala ilmu, kepandaian dan kemampuan, mereka percaya akan tanda bintang di langit dan datang untuk menyembah. Mereka pun datang pada Herodes untuk mendapatkan informasi bayi yang dilahirkan, namun Herodes terkejut karena istrinya tidak ada yang melahirkan. Untuk itu Herodes mengumpulkan imam dan ahli-ahli Taurat. Jawaban dari imam-imam dan ahli Taurat membuat Herodes mendapatkan ancaman.

Dalam bacaan Injil tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa orang majus mempergunakan kemampuan dan pengetahuannya untuk mendekatkan diri pada Tuhan, sebaliknya Herodes, para imam dan ahli Taurat tidak menemukan Yesus meski memiliki pengetahuan dan ilmu.

Pada Hari raya Epifani atau penampakan Tuhan, kita diingatkan untuk selalu mencari kebenaran dalam Tuhan. Dalam hidup sehari-hari kita harus berani menyatakan bahwa Yesus adalah bintang dan hidup kita pun menjadi bintang bagi orang lain.(smr)