Senin, 13 Desember 2010

RANGKAIAN NATAL 2010



Bazar & Sinterklas

Menyambut Natal 2010 dan menanggapi keperluan bahan-bahan murah untuk persiapan Natal umat paroki , maka pada Sabtu-Minggu, 11-12 Desember 2010 di halaman paroki Kelayan digelar acara Bazar. Acara yang dikoordinir oleh KOMKA ini menggelar penjualan berbagai macam keperluan rumah tangga dan makanan mulai dari sembako, susu, mie instan, sabun, shampoo, dll.
Sementara Bazar berlangsung, pada hari Minggu, 12 Desember 2010 pukul 09.00 Wita setelah Misa Minggu pagi, di Aula Syalom berlangsung acara “Ceria bersama Sinterklas.” 200-an anak telah memegang tiket untuk mengikuti acara ini. Anak-anak tersebut mendapatkan bingkisan dan diberi kesempatan untuk berfoto bersama Sinterklas.

Agenda Rangkaian Natal
Agenda Rangkaian Natal Paroki Kelayan berikutnya:
16 Desember 2010, pk 18.00 Wita: Sakramen Tobat di Gereja
19 Desember 2010, pk 09.30 Wita: Kurve Lingkungan Gereja dan Donor Darah
24 Desember 2010, pk 20.00 Wita: Misa Malam Natal
25 Desember 2010, pk. 08.00 Wita: Misa Hari Raya Natal
26 Desember 2010, pk. 08.00 Wita: Misa Pesta Keluarga Kudus & Misa Natal Lansia, dilanjutkan ramah tamah di Aula Syalom.
31 Desember 2010, pk 18.00 Wita: Misa Tutup Tahun 2010
1 Januari 2011, pk. 08.00 Wita: Misa Tahun Baru 2011

MISA PERINGATAN PELINDUNG PAROKI

HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA

“Di beberapa negara, perayaan pelindung gereja dirayakan secara besar-besaran, bahkan bisa lebih besar dibanding peringatan ulang tahun gereja. Namun saya melihat umat yang hadir pada misa sore hari tidak jauh berbeda dengan umat yang biasa hadir pada misa harian sore” demikian ugkapan romo Lioe Fut Khin, MSF di awal homili misa Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda pada hari Rabu, 8 Desember 2010 yang dimulai pukul 18.00 Wita. Misa peringatan pelindung paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda saat itu dipimpin oleh Romo Allparis, Pr didampingi Romo Lioe Fut Khin, MSF dengan petugas liturgy dari anggota Legio Maria dan koor oleh Wilayah Lucia.
Lebih lanjut, dalam homilinya romo Fut menguraikan Injil pada hari itu yang diambil dari Lukas 1:26-38. Malaikat yang datang pada Maria mengatakan, “Salam, engkau yang dirahmati. Tuhan sertamu….” Arti rahmat yang disampaikan malaikat itu adalah Allah sendiri. Allah beserta Maria. Lawan kata dari rahmat adalah dosa, sehingga orang yang penuh rahmat berarti tidak ada dosa dalam dirinya. Rahmat adalah anugerah Allah dan bukan usaha manusia. Maria sudah menerima anugerah Allah sejak dari kandungan. Hal ini tercermin dalam “Magnificat” yang mengungkapkan sikap Maria yang penuh syukur dan rendah hati.
Sebagai umat paroki yang berlindung pada Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, kita boleh berbangga dan meneladan Bunda Maria dengan cara membuka hati kita untuk menerima rahmat dari Allah. Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk mohon pada Tuhan agar bisa terbuka kepada rahmat itu dan meneladan Bunda Maria serta mengikuti Yesus, Puteranya. (smr)

Selasa, 12 Oktober 2010

SIAPA SANG TERTAHBIS?


Mengenal Diakon Yohanes Susilohadi, Pr.

Motto Tahbisan Imam:

“Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini.

Karena itu kami tidak tawar hati.”
( 2 Korintus 4:1)

Riwayat Hidup Singkat:

Nama : Diakon YOHANES SUSILOHADI
Tempat/Tgl. Lahir : Serang, 1 November, 1978

Paroki Asal : Gereja “Hati Kudus Tuhan Yesus,” Ganjuran, Bantul, Yogyakarta.
Orang tua: Ayah : Paulus Sukiman

Ibu : (Alm) Tarcisia Sutiyati
Anak ke 5 dari 5 bersaudara

Pendidikan Formal:
TK : “Mardiyuana”, Jln. Raya Serang No. 78, Cilegon, Banten. Selesai tahun 1985
SD : “Kanisius”, Kanutan I, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Selesai tahun 1992
SMP : “Kanisius”, Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul Yogyakarta. Selesai tahun 1995
SMK : SMK “Putra Tama” Bantul, Yogyakarta. Selesai tahun 1998

Pendidikan Calon Imam:
1999-2001 : Seminari Menengah: Stella Maris , Bogor.
2001 : Tahun Rohani Interdiosesan di Malang.

2002-2006 : Seminari Tinggi Interdiosesan “Beato Giovanni XXIII” Malang.
2002-2006 : S1-Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Widya Sasana”, Jln. Terusan Rajabasa, Malang.

2008-2010 : S2-Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Widya Sasana”.

18 Agustus 2007 : Lektor Akolit di Kapel Susteran Congregatio Passionis Malang

Tahun Pastoral:

Januari 2007- Juli 2007 : Paroki “Stella Maris”, Sungai Danau.
Juli 2007 – Mei 2008 : Paroki “St. Vinsensius De Paul”, Batulicin.
Mei 2008 – Agustus 2008 : Paroki “Ave Maria”, Tanjung.

Tahbisan Diakon:

11 Februari 2010 di Gereja Katedral Ijen “Santa Perawan Maria Bunda Karmel” Malang, Jawa Timur.
Pemberi Tahbisan Diakon : Mgr. H. Yoseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm
Februari 2010-Juli 2010 : Masa Diakonat di Paroki “St. Antonius Padova” Pasuruan, Jawa Timur.

Juli 2010-Oktober 2010 : Masa Diakonat di Paroki “Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda,” Kelayan, Banjarmasin

TAHBISAN IMAM

Keuskupan Banjarmasin mendapat karunia dan berkat rahmat Allah berlimpah karena akan diselenggarakan Tahbisan Imam Diakon Yohanes Susilohadi,Pr oleh Mgr.Dr. Petrus B. Timang
Bertempat di : Gereja Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda - Kelayan Banjarmasin
Hari/Tanggal: Rabu / 13 Oktober 2010
Waktu : 18.00 wita sd selesai
Mengharap kehadiran umat Keuskupan Banjarmasin untuk mengikuti Perayaan Tahbisan Imam tersebut dan setelah perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Romo baru dan agape.

Minggu, 04 April 2010

PASKAH PAGI & AGAPE


PERAYAAN PASKAH PAGI

Minggu, 4 April 2010 pukul 08.00 Wita dilaksanakan perayaan Paskah pagi yang dilanjutkan dengan agape atau makan bersama seluruh umat paroki Kelayan. Perayaan dimulai dengan perarakan misdinar, petugas liturgi dan romo Lioe Fut Khin, MSF serta romo Allparis, Pr. Koor dibawakan oleh Wilayah Elisabeth. Umat yang kebanyakan anak-anak memenuhi seluruh bangku gereja.

Dalam homilinya romo Allparis menyatakan bahwa sebenarnya dalam Kitab Suci tidak tertulis adanya telur dalam perayaan Paskah. Tradisi ini diambil karena dalam telur mengandung kehidupan.

Dalam bacaan Injil dinyatakan bahwa pagi-pagi Maria Magdalena mendatangi kubur Yesus dan mendapati kubur Yesus kosong. Saat melihat batu penutup kubur terbuka, mereka menyimpulkan bahwa jenazah Yesus diambil orang. Mereka kemudian masuk, melihat dan percaya tapi belum memahami atau menangkap isi Kitab Suci yang menyatakan bahwa putra manusia akan bangkit pada hari ketiga.

Refleksi peristiwa tersebut di atas bagi kita adalah apakah kita mampu melihat tanda-tanda kehadiran Allah yang hidup dalam peristiwa-peristiwa kecil sekalipun. Dengan Paskah kita diajak untuk menyadari bahwa Yesus ada dan hidup dalam diri kita masing-masing, keluarga kita dan masyarakat. Dalam gereja tidak diakui adanya perceraian. Meskipun telah hidup terpisah bahkan pasangannya telah menikah lagi, gereja tetap mengakui bahwa perkawinannya masih sah. Suka duka dalam kehidupan keluarga harus dipahami bersama. Kebangkitan Yesus adalah saat di mana kita mampu melihat Yesus yang hadir dalam suka duka hidup kita.

Homili ditutup dengan suatu harapan, semoga dengan Paskah, kita belajar dan memahami bahwa Yesus hadir dalam seluruh perjuangan kita dan keluarga kita.

PEMBAGIAN TELUR PASKAH dan AGAPE

Setelah perayaan ekaristi selesai, panitia mengajak seluruh umat untuk makan bersama-sama di halaman parkir gereja. Sementara itu anak-anak diminta berkumpul di Aula Syalom untuk dibagi telur dan kupon es krim. Nampak umat dengan akrab saling mengucap Selamat Paskah, berbincang dan bercanda sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh masing-masing wilayah dengan diirngi lagu-lagu dari band KOMKA. Acara berakhir pukul 11.30 Wita. (smr)

Malam Paskah: "Perwujudan Kesejatian Hidup dalam Keluarga"


Sabtu, 3 April 2010 pukul 20.00 Wita di Paroki Kelayan dilaksanakan perayaan Malam Paskah untuk merayakan kemenangan Yesus atas maut. Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis, Pr dan romo Lioe Fut Khin, MSF. Satu jam sebelum perayaan dimulai umat telah memenuhi gereja hingga yang datang kemudian harus duduk di luar dan pendopo Santo Yosef.

Perayaan Malam Paskah dibagi dalam 4 bagian, yaitu:

1. Upacara Cahaya: romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin memberkati api di depan pintu gereja, dan kemudian memberkati lilin Paskah yang menyala. Selanjutnya nyala api dari lilin tersebut menjalar ke lilin yang dipegang oleh umat.

2. Liturgi Sabda: Diambil 3 bacaan dari Perjanjian Lama dan 1 bacaan epistola.

3. Liturgi Baptis: Upacara pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis.

4. Liturgi Ekaristi

Dalam homili pada malam itu, romo Lioe Fut Khin mengungkapkan bahwa perayaan malam Paskah penuh dengan symbol, di antaranya:

1. Lilin Altar

Lilin altar baru dinyalakan setelah bacaan-bacaan dari Perjanjian Lama selesai dibacakan. Seharusnya ada 7 bacaan Perjanjian Lama, tapi di paroki Kelayan mengambil 3 bacaan. Setelah lilin altar dinyalakan, Perjanjian Baru dibacakan sebagai symbol Yesus yang dikorbankan telah hadir di altar.

2. Alleluya dinyanyikan secara meriah sampai 3 kali

Selama masa Pra-Paskah dari Rabu Abu sampai Jumat Agung, tidak ada lagu Alleluya. Pada malam Paskah Alleluya dinyanyikan secara meriah sebagai symbol bahwa kita boleh bersorak dan bersuka cita.

Makna Paskah :

Karena cinta seseorang mengalami penderitaan. Makin besar cinta yang dimiliki, makin besar penderitaan yang dialami, seperti Yesus yang telah mencintai sehabis-habisnya untuk kita hingga Dia mengalami penderitaan yang luar biasa. Kita pun diciptakan karena Tuhan mencintai kita. Dia ingin kita juga mencintai karena hidup tanpa cinta tak kan berarti apa-apa.

Dalam doa jalan salib selama masa Pra-Paskah, pada perhentian ke-14 dinyatakan, “Cinta Yesus mengalahkan maut.” Cinta Yesus lebih kuat dari segala penderitaan yang dialami-Nya dan kuasa kegelapan tidak mampu mengalahkan cinta-Nya. Yesus menghendaki agar kita, yang telah ditebus-Nya memiliki dan dimampukan untuk mencintai.

Dalam Surat Gembala masa Pra-Paskah, kita diajak untuk bertobat dan kembali pada keluarga. Doa jalan salib, Pendalaman Iman, renungan juga berkaitan dengan tema itu. Kalau umat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut maka pada malam Paskah ini akan terjadi kebangkitan dalam keluarga, seperti:

- Yang tidak setia pada pasangan akan kembali ke keluarga dengan mencintai, berkorban, mengalahkan diri sendiri dan memulai hal-hal baru yang lebih baik bersama keluarga.

- Relasi antar anggota keluarga yang sebelumnya tidak akrab diubah dengan mengutamakan dan mengusahakan relasi yang akrab. Malam ini merupakan saat untuk meningkatkan dan memperbaiki hidup keluarga sehingga lebih baik dan bermutu.

Perayaan Paskah merupakan perayaan iman yang menjamah hati kita masing-masing. Untuk itu marilah kita mohon agar Paskah mala mini merupakan kesempatan yang indah untuk memulai hidup bersama dan hidup dalam keluarga.

Setelah Doa Penutup diberikan kesempatan kepada Ketua Panitia, Bp. M.Daryanto untuk memberikan sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Dewan yang diwakili oleh Ketua II, Ibu Gaby Siantori dan ditutup oleh romo Allparis.

Pukul 22.30 Wita, perayaan Malam Paskah telah berakhir, namun umat tidak segera meninggalkan gereja. Mereka saling mengucapkan Selamat Paskah. (smr)

Sabtu, 03 April 2010

JUMAT AGUNG: Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus Kristus


Jumat,2 April 2010, jam 15.00. Altar dan panti imam bersih dari hiasan, Salib besar tertutup kain ungu. Jumat Agung di awali dengan tiarapnya Rm. Paris di depan altar dan berlututnya seluruh umat untuk memulai misa sore hari ini. Dalam suasana syahdu dan hening tersirat warna liturgi merah tanda untuk memulai sebuah kemenangan atas dosa.Tambah Gambar
Visualisasi Injil Yohanes dalam tablo kisah sengsara diperagakan dengan sangat menyentuh oleh Komunitas Kaum Muda Katolik (Komka) dan Remaja Katolik (Remaka) paroki. Tidak hanya sampai pada kisah sengsara dan penyaliban Yesus tablo diteruskan dengan renungan pertobatan dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua untuk "tidak menyalibkan" Yesus kembali dalam tingkah laku hidup keseharian mereka. Umat merenung & tak sedikit yang meneteskan air mata.
Penghormatan Salib merupakan bagian dari liturgi ekaristi sebagai bentuk hormat umat atas penebusan dari dosa yang telah terjadi melalui salib Kristus. Selubung salib dibuka untuk memberitahukan bahwa Yesus telah wafat di kayu salib.
Setelah penerimaan Komuni dan berkat penutup diakhiri dengan pemberkatan benda-benda rohani dan bunga tabur. (zo)

Kamis, 01 April 2010

KAMIS PUTIH : Makin Mencintai Ekaristi


Perayaan ekaristi Kamis Putih yang dilangsungkan pada 1 April 2010 di paroki Kelayan dimulai pada pukul 19.00 dipimpin oleh romo Allparis dan didampingi oleh romo Lioe Fut Khin. Koor dibawakan oleh wilayah Lucia dan para rasul diwakili oleh perwakilan umat.

Perarakan misdinar, 12 rasul, petugas liturgi dan romo mengawali perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Ajarilah kami Tuhan Bahasa Cinta Kasih.” Umat yang hadir dalam perayaan ekaristi untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya itu memenuhi seluruh bangku di dalam gereja, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.

Seiring dengan bacaan Injil yang dinyanyikan oleh romo Fut, romo Allparis membasuh, membersihkan dan mencium kaki para rasul sebagai simbol ajaran Yesus untuk saling melayani. Dalam homilinya, romo Fut menyatakan bahwa pada malam itu, kita diajak untuk memperingati perjamuan Yesus bersama murid-muridnya sekaligus sebagai awal munculnya ekaristi.

Selanjutnya romo Fut menguraikan hubungan antara Paskah Yahudi dan Paskah umat Katolik. Paskah Yahudi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir, dimana anak sulung bangsa Israel dapat selamat karena ada darah anak domba yang dioleskan di pintu. Sebagai orang Yahudi, Yesus pun mengikuti tradisi dengan mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Namun dalam perjamuan saat itu ada yang menyimpang dari tradisi, yaitu waktu mengambil roti dan anggur, Yesus mengatakan, “Inilah Tubuh dan darahKu.” Ini menjadi dasar terbentuknya ekaristi dengan mengganti anak domba dengan diri-Nya. Apa yang dilakukan Yesus adalah kurban. Secara simbolik Ia memberikan diri-Nya dengan mati di salib. Jadi Paskah umat Katolik adalah Paskah Yesus yang bangkit dan Allah yang menyelamatkan manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya.

Ekaristi dalam iman Katolik merupakan puncak iman dan sakramen Katolik. Dalam gereja Katolik dikenal 7 macam sakramen. Sakramen baptis, tobat, perkawinan, krisma, minyak suci, imamat dibuat untuk menuju dan mengalir dari sakramen ekaristi. Sebagai orang Katolik, kita harus bangga memiliki ekaristi karena Tuhan berkenan hadir secara nyata dalam hidup kita. Malam ini kita diingatkan bahwa kita memiliki kekayaan yang luar biasa dalam gereja Katolik. Tuhan memberikan diri-Nya karena mencintai kita.

Menutup homili, romo Fut mengajak umat untuk makin mencintai ekaristi dan bangga sebagai orang Katolik. Tri Hari Suci merupakan perayaan iman Katolik dan kita diajak untuk menghayati arti penebusan Tuhan bagi manusia.

Perayaan Ekaristi diakhiri dengan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria dan ditahtakan disana. Selanjutnya secara bergilir umat, berdasarkan wilayah dan kelompok kategorial, berdoa dan berjaga mengenang kembali Yesus yang berdoa ditemani para rasul di Taman Getsemani menjelang penyaliban-Nya. (smr)

Senin, 29 Maret 2010

MINGGU PALMA : Bersedia Mengikuti Tuhan Yesus dalam Penderitaan-Nya


Minggu pagi, 28 Maret 2010, perayaan Ekaristi Minggu Palma di awali dari halaman depan Gua Maria. Perarakan pastor, misdinar dan petugas liturgi disambut umat dengan daun palma di tangan. Rm. Al. Lioe Fut Khin, MSF berkeliling memberkati daun palma yang melambai-lambai menyuarakan suasana “Yerusalem Lihatlah Rajamu.” Injil Lukas (19:28-40) dibacakan Romo, dan perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan perarakan menuju gereja.

Pesan Minggu Palma

Dalam homili singkat, romo Fut menyatakan bahwa umat Katolik membuka pekan suci dengan Minggu Palma. Pekan Suci merupakan pekan penderitaan untuk mengenangkan sengsara Yesus. Apa yang dialami dan dilakukan Yesus dalam sengsara merupakan tawaran bagi kita, “Inilah jalan menuju Bapa” Bila kita menerima tawaran itu berarti kita mengikuti Yesus dalam penderitaan-Nya.

Minggu Palma bukanlah upacara yang menyusahkan umat di mana umat harus mengikuti perayaan ekaristi yang lebih lama dari biasanya dan capai berdiri di luar sebelum masuk ke dalam gereja. Dalam upacara Minggu Palma kita diajak untuk memperagakan sedikit apa yang dialami Yesus. Sebenarnya sejak Rabu Abu kita mau mengikuti Yesus dalam penderitaan-Nya dan bukan cari-cari masalah.

Dalam kehidupan sehari-hari, derita mengikuti Yesus dapat kita alami kapan saja, sebagai contoh:

- Derita dialami oleh seorang istri yang setia dan penuh cinta merawat suaminya yang sakit selama bertahun-tahun.

- Derita dialami oleh suami yang ingin mempertahankan perkawinan dengan meminta maaf meskipun berkali-kali ditolak oleh sang istri.

- Derita juga bisa dialami oleh pegawai yang tidak bisa naik pangkat karena dia seorang pengikut Yesus.

Penderitaan seringkali membuat seseorang makin dekat dengan Yesus. Namun tidak selalu demikian. Ada beberapa macam penderitaan yang dialami manusia:

1. Penderitaan karena dosa

Contoh: Pencuri yang dipukuli massa.

2. Penderitaan karena orang lain

Contoh: Ayah dan ibu yang bekerja keras untuk membiayai anak-anaknya.

Yesus dan Musa mengalami hal ini.

3. Penderitaan karena misteri atau penderitaan yang tiadak diketahui apa sebabnya.

Contoh: Orang yang mengalami sakit kanker, kena musibah atau bencana alam, dst.

Bila dalam penderitaan seseorang tetap setia dan imannya teruji seperti Ayub maka penderitaan itu membuat seseorang makin dekat dengan Tuhan.

Menutup homili, romo Fut mengajak umat dalam pekan suci untuk mengikuti Tuhan dalam penderitaan-Nya agar mengalami berkat dan rahmat yang semakin besar. (smr)

Sabtu, 27 Maret 2010

JADWAL PEKAN SUCI 2010

1. Perayaan Ekaristi Minggu Palma:
a. Minggu pagi, 28 Maret 2010, jam 08.00 wita
b. Minggu sore, 28 Maret 2010, jam 18.00 wita

2. Perayaan Ekaristi Kamis Putih:
Kamis sore, 1 April 2010, jam 19.00 wita
Dilanjutkan tuguran

3. Ibadat Jalan Salib:
Jumat pagi, 2 April 2010, jam 08.00 wita

4. Perayaan Ekaristi Jumat Agung:
Jumat sore, 2 April 2010, jam 15.00 wita

5. Perayaan Ekaristi Malam Paskah:
Sabtu malam, 3 April 2010, jam 20.00 wita

6. Perayaan Ekaristi Paskah pagi:
Minggu pagi, 4 April 2010, jam 08.00 wita