Kamis, 12 November 2009

"Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan" (1 Kor 3:6)

11 November, 70 tahun yang lalu, sebuah benih telah ditanam. Siapapun tidak akan pernah
mengerti bagaimana pertumbuhan benih itu nantinya, bahkan tidak ada yang tahu
apakah mereka menanam benih di tanah subur, bebatuan, pasir ataupun di tengah semak duri.

Seiring perjalanan waktu, mereka yang telah menanam benih baru mengerti bahwa apa yang
mereka lakukan mengandung pengorbanan yang besar. 3 tahun kemudian, mereka
mengalami penderitaan yang luar biasa, dikejar-kejar, ditawan, disiksa, bahkan
ada yang dibunuh. Satu hal yang pasti, mereka tetap teguh dalam pengabdian dan
karya mereka untuk merawat dan memelihara benih itu agar terus tumbuh dan
berkembang.

Api pengabdian terus berpijar dalam diri para penanam benih dan diteruskan pada generasi
berikutnya…berikutnya…hingga saat ini kita menikmati panenan dari benih yang
ditanam. Kita patut bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan pertumbuhan dan
berterima kasih pada mereka yang telah menanam dan memelihara benih. Namun yang
menjadi pertanyaan, akankah kita berpuas diri mendapati panenan yang diperoleh
dari keringat, air mata dan darah dari para penanam dan pemelihara benih? Atau apa
kita berbuat sesuatu terhadap panenan tadi sehingga menghasilkan panenan yang
lebih melimpah?

Benih itu
adalah panji Kristus yang ditegakkan dalam sebuah paroki yang diberi nama Santa
Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda. Menjadi sebuah keajaiban bila kita
merenungkan bagaimana sebuah gereja dengan jumlah umat yang mampu ditampung
dalam 1 bangku berukuran panjang 3m menjadi 2000-an jiwa dan 600-an KK. Semua
terletak dalam kasih dan kuasa Sang Pemberi Pertumbuhan.

Seperti juga para perintis dan para pendahulu yang telah berkarya di paroki, kita tidak tahu
apa yang akan terjadi pada paroki nantinya. Satu tahun, sepuluh tahun, apalagi
tujuh puluh tahun kemudian, apa yang
akan dialami paroki? Kita tidak tahu, kita bagai orang buta! Namun
apakah kita hanya berdiam diri dan menunggu? Benih itu perlu disiram dan
dipelihara….

Selamat Ulang Tahun ke-70 Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda,
Banjarmasin. Semoga kehadirannya semakin menjadi tanda dan harapan bagi banyak orang!

Tidak ada komentar: