HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA
“Di beberapa negara, perayaan pelindung gereja dirayakan secara besar-besaran, bahkan bisa lebih besar dibanding peringatan ulang tahun gereja. Namun saya melihat umat yang hadir pada misa sore hari tidak jauh berbeda dengan umat yang biasa hadir pada misa harian sore” demikian ugkapan romo Lioe Fut Khin, MSF di awal homili misa Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda pada hari Rabu, 8 Desember 2010 yang dimulai pukul 18.00 Wita. Misa peringatan pelindung paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda saat itu dipimpin oleh Romo Allparis, Pr didampingi Romo Lioe Fut Khin, MSF dengan petugas liturgy dari anggota Legio Maria dan koor oleh Wilayah Lucia.
Lebih lanjut, dalam homilinya romo Fut menguraikan Injil pada hari itu yang diambil dari Lukas 1:26-38. Malaikat yang datang pada Maria mengatakan, “Salam, engkau yang dirahmati. Tuhan sertamu….” Arti rahmat yang disampaikan malaikat itu adalah Allah sendiri. Allah beserta Maria. Lawan kata dari rahmat adalah dosa, sehingga orang yang penuh rahmat berarti tidak ada dosa dalam dirinya. Rahmat adalah anugerah Allah dan bukan usaha manusia. Maria sudah menerima anugerah Allah sejak dari kandungan. Hal ini tercermin dalam “Magnificat” yang mengungkapkan sikap Maria yang penuh syukur dan rendah hati.
Sebagai umat paroki yang berlindung pada Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, kita boleh berbangga dan meneladan Bunda Maria dengan cara membuka hati kita untuk menerima rahmat dari Allah. Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk mohon pada Tuhan agar bisa terbuka kepada rahmat itu dan meneladan Bunda Maria serta mengikuti Yesus, Puteranya. (smr)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar