“Hari Raya Santa Perawan Maria yang Terkandung Tanpa Noda merupakan peringatan akan janji Allah yang menyelamatkan manusia melalui Bunda Maria. Dalam perayaan ekaristi kali ini memohon agar tetap dalam lindungan Bunda Maria dan setia pada putra-Nya.” Demikian kata pembukaan romo Lioe Fut Khin dalam perayaan ekaristi Hari Raya Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda, pelindung paroki Kelayan. Sebagian besar bangku gereja terisi oleh umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi yang diadakan pada hari Senin, 8 Desember 2008 pukul 18.00 WITA tersebut. Seperti pada misa harian, perayaan ekaristi berlangsung tanpa iringan musik, koor dan petugas khusus.
Romo Fut yang saat itu memimpin perayaan ekaristi, dalam homilinya menyatakan bahwa ajaran Bunda Maria Yang Terkandung Tanpa Noda menjadi dogma pada tanggal 8 Desember 1954 oleh Paus Pius IX. Sebelum ajaran itu menjadi dogma, Paus telah mengumpulkan pendapat dari seluruh dunia dan dimana-mana umat telah mempercayai bahwa Maria dikandung tanpa noda. Jadi sebenarnya dogma tersebut muncul dari “bawah” dan dipercayai bahwa Roh Kudus bekerja pada orang-orang Katolik yang beriman.
Namun demikian kemudian terjadi hambatan terhadap dogma tersebut, dimana pada abad 19 muncul paham anti gereja oleh kaum intelektual. Mereka mentertawakan dogma tersebut, apalagi pada saat itu muncul teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia merupakan keturunan monyet.
Empat tahun setelah dogma tersebut ditetapkan atau 150 tahun yang lalu, Bunda Maria berkenan meneguhkan iman umat dengan menampakkan diri di Laurdes kepada Bernadette dan menyampaikan pesan supaya:
1. Berdoa bagi orang-orang berdosa agar bertobat.
2. Mendirikan gereja di tempat penampakan Bunda Maria.
Pada saat Bernadette menceritakan apa yang dialaminya dan menyampaikan pesan Bunda Maria pada pastor paroki agar mendirikan gereja di sana, pastor paroki tersebut tidak percaya. Setelah 16 kali Bernadette menghadap pastor paroki, akhirnya pastor itu bertanya, siapa sesungguhnya “Madam” yang selalu diceritakan Bernadette dan menyuruhnya supaya mendirikan gereja di sana. Maka Bernadette yang saat itu masih berumur 14 tahun bertanya pada “Madam” yang menampakkan diri padanya dan memperoleh jawaban, “Maria Immaculata Conspcio.” Pastor kaget atas jawaban itu karena baru 4 tahun istilah tersebut didogmakan. Pastor itu diyakinkan bahwa penampakan tersebut merupakan Bunda Maria sehingga dia kemudian menjadi pembela bagi Bernadette
Pada saat ini, dalam situasi orang-orang mencibir gereja, Bunda Maria tetap meneguhkan umat meskipun itu dengan maupun tanpa mujizat. Bunda Maria tetap membela gereja, keluarga dan kita yang berdevosi padanya. Bunda Maria Yang Terkandung Tanpa Noda bukan merupakan takdir. Tuhan menghormati kebebasan Bunda Maria dan Bunda Maria menanggapi dengan pernyataan, “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.”
Selanjutnya romo Fut mengajak umat untuk mohon pada Bunda Maria agar menjadi Bunda Gereja kita dan pelindung bagi kita serta menjadi pengantara segala rahmat. (smr)
Minggu, 14 Desember 2008
Misa Hari Raya Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda, Pelindung Paroki
Label:
Perayaan Ekaristi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar