“Mempertahankan identitas untuk melengkapi keragaman”
Warna merah pada hiasan altar, lampion dan lampu mendominasi gereja pada misa Imlek yang diselenggarakan pada hari Senin, 26 Januari 2009 pukul 18.00 Wita. Sebagian besar bangku diisi oleh umat yang pada umumnya memakai baju merah. Anggota paduan suara Serafim pun mengidungkan lagu-lagu bergaya Mandarin dengan seragam merahnya. Nuansa merah membuat suasana misa yang dipimpin oleh romo Allparis dan romo Fut menjadi semarak. Pastor Sinema, MSF, romo Teddy Aer, MSF, serta beberapa keponakan Mgr Demarteau nampak hadir di bangku umat.
Bacaan Kitab Suci dan Injil diambil dari bacaan hari itu, yaitu dari Roma 8:28-39 dan Mat 7:7-11. Romo Fut memulai homilinya dengan sebuah pertanyaan, “Mengapa kita merayakan Imlek?” Di tempat asalnya, Imlek dirayakan untuk mensyukuri pergantian orang Cina dan ingin mempertahankan identitas kita. Seperti juga bangsa
Lebih lanjut Romo Fut memperdalam pertanyaan,“Lalu mengapa kita merayakan misa Imlek?” : ”Itu karena kita ingin mendekatkan diri pada Tuhan dan kita mohon supaya tahun yang baru ini dapat kita masuki dengan penuh iman dan harapan. Bacaan Injil tadi mengajak kita untuk menyampaikan permohonan pada Tuhan. Seperti kita ketahui bahwa tahun ini merupakan tahun yang sulit, usaha banyak yang tutup, orang kehilangan perkerjaan. Namun demikian, sebagai orang beriman, jangan sampai kita dikuasai ketakutan dan kekawatiran.”
Menutup homilinya, Romo Fut mengajak,”Sebagai orang Katolik kita menghargai budaya yang tidak bertentangan dengan iman kita. Nilai-nilai positif kita ambil dan yang tidak benar kita singkirkan. Semoga perayaan Imlek menjadikan kita bangga dengan ke-Cina-an kita tapi tidak menjadikan sombong dan marilah kita gunakan keunikan kita untuk melengkapi keragaman.”
Setelah berkat penutup, romo Allparis dan romo Fut membagikan angpau kepada anak-anak, remaja, kaum muda, anggota koor, dan umat yang belum/tidak menikah. (smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar