Kamis, 26 Februari 2009

SURAT GEMBALA PRAPASKAH TAHUN 2009


Pemberdayaan Kesejatian Hidup

“Pemberdayaan Hubungan antar Umat Beriman”


Salam dan Berkat Apostolik!

 

Bapa-Ibu, saudara-saudari, 

Para Pastor, suster, bruder dan Frater serta seluruh umat di Keuskupan Banjarmasin yang terkasih.

 

1.       Kita baru saja menyelesaikan Muskerpas yang membicarakan beberapa hal yang perlu untuk arah dan rencana kerja kita ke depan, terutama untuk tahun 2009 ini. Di dalamnya diperhatikan masalah perutusan ke daerah Meratus yang menantang kita sebagai satu komunitas untuk terlibat membantu saudara-saudara kita yang “jauh” baik secara geografis maupun secara sosial budaya. Masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan terutama mendampingi mereka dalam memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warganegara menjadi suatu perkerjaan yang mau tidak mau harus melibatkan semua pihak, mulai dari Komisi-komisi yang menjadi perangkat kerja keuskupan, kelompok-kelompok kategorial, kaum religius dan semua paroki serta seluruh umat.


 2.       Demikian juga dengan masalah kesehatan pada umumnya khususnya rencana program pemberantasan malaria dan HIV AIDS  yang menjadi sorotan dunia saat ini di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan. Salah satu keputusan Muskerpas mengajak kita juga untuk terlibat, bukan saja karena kita berada di sini, tetapi terutama sebagai wujud kepedulian kita terhadap penderitaan sesama dan sedapat mungkin membantu banyak orang keluar dari jerat penderitaan tersebut.


 3.       Bukanlah suatu kebetulan bahwa tema APP kita tahun ini mengajak kita merefleksikan hubungan kita sebagai umat beriman yang berada ditengah-tengah kemajemukan. Kemajemukan ini menjadi suatu berkat bagi semua pihak yang terbuka dan berkehendak baik, karena dengan ini kita akan semakin diperkaya. Kita semua menghadapi masalah yang sama, masalah kemiskinan dan pemiskinan, masalah ketidakadilan dan lingkungan hidup, masalah saling curiga dan mementingkan kelompok, maka kita diajak untuk terbuka dan berani mengasihi, bahkan terutama mereka yang membenci kita (lih. Luk 6:32). Dengan mengasihi maka menjadi nyatalah bahwa kita mengenal Allah yang adalah kasih, sebab “barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah” (1 Yoh 4:8).


 4.       Dalam kasih itulah kita mau dan terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak, bukan saja ini akan meringankan pekerjaan kita satu sama lain, tetapi terutama rahmat yang tersembunyi di balik itu ialah kita akan semakin menyadari bahwa kita semua adalah saudara, dan bahwa kita saling membutuhkan dan dengan demikian kesejatian hidup yang didambakan semua orang akan menjadi semakin nyata, yakni sebagai citra Allah.


 5.       Rabu (25/02) adalah Hari Rabu Abu. Pada hari itu kita memasuki masa Prapaskah, masa puasa dan pantang. Kita ingin menjalani masa puasa dan pantang ini secara benar. Memang berpuasa dan berpantang menyangkut hal mengurangi makan dan minum. Namun intinya adalah pertobatan, kembali kepada Tuhan dan jalan-Nya serta mencari kesempatan untuk mewujudkan iman kita dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan tanda-tanda jaman. Salah satu tanda jaman yang amat jelas sekarang ini adalah rusaknya persaudaraan yang sejati. Hal ini mungkin akan diperparah menjelang dan selama pemilihan umum yang akan datang. Karena itulah dalam rangka Aksi Puasa Pembangunan, pada lingkup nasional tahun ini, kita diajak untuk mendalami tema “Kesejatian Hidup Dalam Pemberdayaan Hubungan antar Umat beriman”. Pada lingkup Keuskupan kita, kita diajak mengembangkan pemikiran dan gerakan “siap diutus membawa kasih.” Pertama-tama diutus “ke dalam Komunitas” untuk mengalami kasih Tuhan, dan kemudian “ke luar” membawa kasih itu ke dunia yang membutuhkannya.


 6.       Kesempatan ini juga menjadi kesempatan bagi kita selama masa Prapaska untuk mempersiapkan diri kita menyambut perayaan Paskah, perayaan dasar iman kita. Sambil merenung dan refleksi kita membangun niat untuk melakukan yang lebih baik lagi bagi Tuhan dan sesama, maka hasil APP yang kita kumpulkan menjadi wujud nyata niat baik kita itu, yang nanti setelah dikumpulkan akan dikirimkan 30% ke KWI dan 70% untuk menunjang rencana kerja kita ke Meratus dan peningkatan sosial ekonomi mereka yang sangat membutuhkannya.


 7.       Akhirnya, saya mengajak agar sejauh mungkin Bapak/Ibu/Para Pastor/Suster/ Bruder dan Saudara sekalian ikut hadir dan terlibat dalam pertemuan-pertemuan di Komunitas masing-masing dalam rangka masa Prapaskah ini. Semoga dengan demikian persaudaraan semakin diteguhkan. Yang karena berbagai alasan tidak mungkin hadir dalam pertemuan-pertemuan seperti itu, diharapkan juga dapat mengisi masa penuh rahmat m secara kreatif. Terima kasih atas segala bentuk peran serta dan keterlibatan dalam pelayanan di paroki maupun di Keuskupan. Berkat Tuhan melimpah untuk keluarga-keluarga dan komunitas kita. Dan semoga Tuhan meneguhkan persaudaraan pekerjaan, pengabdian dan seluruh niat-niat baik kita.

 

Banjarmasin,  25 Februari 2009


 Mgr. Petrus Boddeng Timang

Uskup Keuskupan Banjarmasin


Tidak ada komentar: