Minggu pagi, 28 Maret 2010, perayaan Ekaristi Minggu Palma di awali dari halaman depan Gua Maria. Perarakan pastor, misdinar dan petugas liturgi disambut umat dengan daun palma di tangan. Rm. Al. Lioe Fut Khin, MSF berkeliling memberkati daun palma yang melambai-lambai menyuarakan suasana “Yerusalem Lihatlah Rajamu.” Injil Lukas (19:28-40) dibacakan Romo, dan perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan perarakan menuju gereja.
Pesan Minggu Palma
Dalam homili singkat, romo Fut menyatakan bahwa umat Katolik membuka pekan suci dengan Minggu Palma. Pekan Suci merupakan pekan penderitaan untuk mengenangkan sengsara Yesus. Apa yang dialami dan dilakukan Yesus dalam sengsara merupakan tawaran bagi kita, “Inilah jalan menuju Bapa” Bila kita menerima tawaran itu berarti kita mengikuti Yesus dalam penderitaan-Nya.
Minggu Palma bukanlah upacara yang menyusahkan umat di mana umat harus mengikuti perayaan ekaristi yang lebih lama dari biasanya dan capai berdiri di luar sebelum masuk ke dalam gereja. Dalam upacara Minggu Palma kita diajak untuk memperagakan sedikit apa yang dialami Yesus. Sebenarnya sejak Rabu Abu kita mau mengikuti Yesus dalam penderitaan-Nya dan bukan cari-cari masalah.
Dalam kehidupan sehari-hari, derita mengikuti Yesus dapat kita alami kapan saja, sebagai contoh:
- Derita dialami oleh seorang istri yang setia dan penuh cinta merawat suaminya yang sakit selama bertahun-tahun.
- Derita dialami oleh suami yang ingin mempertahankan perkawinan dengan meminta maaf meskipun berkali-kali ditolak oleh sang istri.
- Derita juga bisa dialami oleh pegawai yang tidak bisa naik pangkat karena dia seorang pengikut Yesus.
Penderitaan seringkali membuat seseorang makin dekat dengan Yesus. Namun tidak selalu demikian. Ada beberapa macam penderitaan yang dialami manusia:
1. Penderitaan karena dosa
Contoh: Pencuri yang dipukuli massa.
2. Penderitaan karena orang lain
Contoh: Ayah dan ibu yang bekerja keras untuk membiayai anak-anaknya.
Yesus dan Musa mengalami hal ini.
3. Penderitaan karena misteri atau penderitaan yang tiadak diketahui apa sebabnya.
Contoh: Orang yang mengalami sakit kanker, kena musibah atau bencana alam, dst.
Bila dalam penderitaan seseorang tetap setia dan imannya teruji seperti Ayub maka penderitaan itu membuat seseorang makin dekat dengan Tuhan.
Menutup homili, romo Fut mengajak umat dalam pekan suci untuk mengikuti Tuhan dalam penderitaan-Nya agar mengalami berkat dan rahmat yang semakin besar. (smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar