Perayaan ekaristi Kamis Putih yang dilangsungkan pada 1 April 2010 di paroki Kelayan dimulai pada pukul 19.00 dipimpin oleh romo Allparis dan didampingi oleh romo Lioe Fut Khin. Koor dibawakan oleh wilayah Lucia dan para rasul diwakili oleh perwakilan umat.
Perarakan misdinar, 12 rasul, petugas liturgi dan romo mengawali perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Ajarilah kami Tuhan Bahasa Cinta Kasih.” Umat yang hadir dalam perayaan ekaristi untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya itu memenuhi seluruh bangku di dalam gereja, pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.
Seiring dengan bacaan Injil yang dinyanyikan oleh romo Fut, romo Allparis membasuh, membersihkan dan mencium kaki para rasul sebagai simbol ajaran Yesus untuk saling melayani. Dalam homilinya, romo Fut menyatakan bahwa pada malam itu, kita diajak untuk memperingati perjamuan Yesus bersama murid-muridnya sekaligus sebagai awal munculnya ekaristi.
Selanjutnya romo Fut menguraikan hubungan antara Paskah Yahudi dan Paskah umat Katolik. Paskah Yahudi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir, dimana anak sulung bangsa Israel dapat selamat karena ada darah anak domba yang dioleskan di pintu. Sebagai orang Yahudi, Yesus pun mengikuti tradisi dengan mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Namun dalam perjamuan saat itu ada yang menyimpang dari tradisi, yaitu waktu mengambil roti dan anggur, Yesus mengatakan, “Inilah Tubuh dan darahKu.” Ini menjadi dasar terbentuknya ekaristi dengan mengganti anak domba dengan diri-Nya. Apa yang dilakukan Yesus adalah kurban. Secara simbolik Ia memberikan diri-Nya dengan mati di salib. Jadi Paskah umat Katolik adalah Paskah Yesus yang bangkit dan Allah yang menyelamatkan manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya.
Ekaristi dalam iman Katolik merupakan puncak iman dan sakramen Katolik. Dalam gereja Katolik dikenal 7 macam sakramen. Sakramen baptis, tobat, perkawinan, krisma, minyak suci, imamat dibuat untuk menuju dan mengalir dari sakramen ekaristi. Sebagai orang Katolik, kita harus bangga memiliki ekaristi karena Tuhan berkenan hadir secara nyata dalam hidup kita. Malam ini kita diingatkan bahwa kita memiliki kekayaan yang luar biasa dalam gereja Katolik. Tuhan memberikan diri-Nya karena mencintai kita.
Menutup homili, romo Fut mengajak umat untuk makin mencintai ekaristi dan bangga sebagai orang Katolik. Tri Hari Suci merupakan perayaan iman Katolik dan kita diajak untuk menghayati arti penebusan Tuhan bagi manusia.
Perayaan Ekaristi diakhiri dengan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria dan ditahtakan disana. Selanjutnya secara bergilir umat, berdasarkan wilayah dan kelompok kategorial, berdoa dan berjaga mengenang kembali Yesus yang berdoa ditemani para rasul di Taman Getsemani menjelang penyaliban-Nya. (smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar