Minggu, 04 April 2010

Malam Paskah: "Perwujudan Kesejatian Hidup dalam Keluarga"


Sabtu, 3 April 2010 pukul 20.00 Wita di Paroki Kelayan dilaksanakan perayaan Malam Paskah untuk merayakan kemenangan Yesus atas maut. Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis, Pr dan romo Lioe Fut Khin, MSF. Satu jam sebelum perayaan dimulai umat telah memenuhi gereja hingga yang datang kemudian harus duduk di luar dan pendopo Santo Yosef.

Perayaan Malam Paskah dibagi dalam 4 bagian, yaitu:

1. Upacara Cahaya: romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin memberkati api di depan pintu gereja, dan kemudian memberkati lilin Paskah yang menyala. Selanjutnya nyala api dari lilin tersebut menjalar ke lilin yang dipegang oleh umat.

2. Liturgi Sabda: Diambil 3 bacaan dari Perjanjian Lama dan 1 bacaan epistola.

3. Liturgi Baptis: Upacara pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis.

4. Liturgi Ekaristi

Dalam homili pada malam itu, romo Lioe Fut Khin mengungkapkan bahwa perayaan malam Paskah penuh dengan symbol, di antaranya:

1. Lilin Altar

Lilin altar baru dinyalakan setelah bacaan-bacaan dari Perjanjian Lama selesai dibacakan. Seharusnya ada 7 bacaan Perjanjian Lama, tapi di paroki Kelayan mengambil 3 bacaan. Setelah lilin altar dinyalakan, Perjanjian Baru dibacakan sebagai symbol Yesus yang dikorbankan telah hadir di altar.

2. Alleluya dinyanyikan secara meriah sampai 3 kali

Selama masa Pra-Paskah dari Rabu Abu sampai Jumat Agung, tidak ada lagu Alleluya. Pada malam Paskah Alleluya dinyanyikan secara meriah sebagai symbol bahwa kita boleh bersorak dan bersuka cita.

Makna Paskah :

Karena cinta seseorang mengalami penderitaan. Makin besar cinta yang dimiliki, makin besar penderitaan yang dialami, seperti Yesus yang telah mencintai sehabis-habisnya untuk kita hingga Dia mengalami penderitaan yang luar biasa. Kita pun diciptakan karena Tuhan mencintai kita. Dia ingin kita juga mencintai karena hidup tanpa cinta tak kan berarti apa-apa.

Dalam doa jalan salib selama masa Pra-Paskah, pada perhentian ke-14 dinyatakan, “Cinta Yesus mengalahkan maut.” Cinta Yesus lebih kuat dari segala penderitaan yang dialami-Nya dan kuasa kegelapan tidak mampu mengalahkan cinta-Nya. Yesus menghendaki agar kita, yang telah ditebus-Nya memiliki dan dimampukan untuk mencintai.

Dalam Surat Gembala masa Pra-Paskah, kita diajak untuk bertobat dan kembali pada keluarga. Doa jalan salib, Pendalaman Iman, renungan juga berkaitan dengan tema itu. Kalau umat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut maka pada malam Paskah ini akan terjadi kebangkitan dalam keluarga, seperti:

- Yang tidak setia pada pasangan akan kembali ke keluarga dengan mencintai, berkorban, mengalahkan diri sendiri dan memulai hal-hal baru yang lebih baik bersama keluarga.

- Relasi antar anggota keluarga yang sebelumnya tidak akrab diubah dengan mengutamakan dan mengusahakan relasi yang akrab. Malam ini merupakan saat untuk meningkatkan dan memperbaiki hidup keluarga sehingga lebih baik dan bermutu.

Perayaan Paskah merupakan perayaan iman yang menjamah hati kita masing-masing. Untuk itu marilah kita mohon agar Paskah mala mini merupakan kesempatan yang indah untuk memulai hidup bersama dan hidup dalam keluarga.

Setelah Doa Penutup diberikan kesempatan kepada Ketua Panitia, Bp. M.Daryanto untuk memberikan sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Dewan yang diwakili oleh Ketua II, Ibu Gaby Siantori dan ditutup oleh romo Allparis.

Pukul 22.30 Wita, perayaan Malam Paskah telah berakhir, namun umat tidak segera meninggalkan gereja. Mereka saling mengucapkan Selamat Paskah. (smr)

Tidak ada komentar: