Minggu, 12 April 2009 perayaan ekaristi Minggu Paskah dimulai pukul 08.00 Wita. Sebagian besar bangku gereja diisi oleh anak-anak meskipun sebenarnya perayaan ekaristi Minggu Paskah pagi tidak dapat disamakan dengan Paskah anak-anak dan tidak dapat digantikan dengan perayaan Malam Paskah.
Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin. Koor dari wilayah Sisilia. Romo Fut mengawali homilinya dengan menguraikan sebuah cerita. Ada 2 anak kembar yang memiliki sifat yang berbeda bernama Han dan Sen. Han memiliki sifat yang pesimis dan memandang segala sesuatu dari segi negatifnya saja. Sen adalah seorang yang optimis serta memandang segala sesuatu dengan pandangan positif. Pada hari ulang tahunnya, ayah mereka memberikan hadiah pada Han dan Sen. Han memperoleh mainan yang bagus dan mahal, namun ia justru merasa bingung, sedih, dan kuatir karena takut mainannya akan rusak. Sementara itu Sen memperoleh tali kuda. Sen sangat gembira mendapatkan tali kuda karena menganggap ia akan diberi kuda sehingga ia sangat berterima kasih kepada ayahnya.
Seperti Han dan Sen, murid-murid Yesus mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebangkitan:
1. Maria Magdalena
Cintanya pada Yesus menggerakkannya untuk datang ke kubur Yesus pagi-pagi benar dan tidak mendapatkan Yesus di sana. Maria Magdalena adalah gambaran seorang yang dikuasai kesedihan dan air mata sehingga tidak dapat melihat Yesus. Kesedihan menutup realita sehingga seseorang tidak dapat melihat keadaan sekitar. Ia menganggap seakan-akan dirinya adalah orang yang paling malang dan memiliki pandangan kelabu dalam hidup.
2. Petrus
Petrus adalah gambaran orang berubah-ubah sehingga dalam Injil Yohanes nama Simon Petrus dan Petrus digunakan secara bergantian. Bila sedang ragu-ragu, seperti saat Ia menyangkal Yesus dan saat ia mendapati kubur yang kosong, ia dipanggil Simon Petrus. Sedangkan saat imannya mantap, Injil menyebut dia sebagai Petrus.
3. Yohanes
Yohanes datang ke kubur dengan kasih. Ia dapat melihat kenyataan yang lebih dalam. Dalam Injil dinyatakan “…ia melihatnya dan percaya…” saat melihat kubur kosong dan kain peluh dalam keadaan tergulung rapi. Yohanes adalah gambaran seorang yang memiliki kacamata kasih.
Apakah kita sudah mengalami kebangkitan Tuhan?
Setelah melihat kebangkitan, Petrus mengalami buah-buah kebangkitan. Ia menjadi kokoh dan tidak ragu-ragu pada Yesus sampai akhir hidupnya.
Seperti Petrus, melalui kebangkitan cara pandang kita perlu dirubah. Kacamata abu-abu dan pesimis perlu ditinggalkan karena Yesus sudah menang dan jaya. Kita perlu melihat diri kita, pasangan kita dan orang lain secara positif.
Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat untuk membuka hati terhadap kebangkitan dan rahmat penebusan sehingga Tuhan hidup dalam diri kita dan hidup kita dapat menjadi semakin indah.
Setelah diberkati oleh romo Allparis, anak-anak diarahkan untuk menuju Aula Syallom. Di sana anak-anak diajak untuk berdoa dan menyanyi dipimpin oleh ibu Lisa dan ibu Elsa. Kemudian anak-anak diminta berbaris dan telur paskah dibagikan pada masing-masing anak. (smr)
Senin, 13 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar